Universitas Negeri Malang Kukuhkan Empat Guru Besar Baru

Prosesi pengukuhan empat guru besar UM. (ist) - Universitas Negeri Malang Kukuhkan Empat Guru Besar Baru
Prosesi pengukuhan empat guru besar UM. (ist)

“Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN yang memiliki angka pernikahan usia dini tinggi. Indonesia menduduki peringkat kelima setelah Laos (40 persen), Thailand (23 persen), Kamboja (21 persen), dan Filipina (19 persen),” bebernya.

Menurutnya, kasus pernikahan usia dini di Indonesia mencapai 18 persen. Dengan tingkat tertinggi berada di Kalimantan Utara, disusul oleh Provinsi Jawa Barat selanjutnya Jawa Timur.

Bacaan Lainnya
Guru besar di bidang Geografi Sosial FIS UM, Prof Dr Singgih Susilo, saat menyampaikan orasi ilmiahnya. (ist)

Disebutkannya, dampak dari pernikahan usia dini tersebut sangatlah mengkhawatirkan. Hal tersebut tentu mempertimbangkan aspek sistem pembangunan keberlanjutan.

“Dengan jangka waktu masa reproduksi yang lebih panjang, maka akan berimbas kepada total pertumbuhan masyarakat. Secara makro, pasangan yang menikah saat usianya masih dini belum mempunyai kesiapan secara biologis, mental dan ekonomi,” imbuhnya.

Terakhir, Prof Dr Sunaryono SPd MSi, dirinya merupakan dosen yang dikukuhkan menjadi profesor di bidang Ilmu Fisika Material, FMIPA UM. Dirinya membawakan tema penelitian ‘Optimasi Magnetik Gel Berbasis Bahan Alam dan Potensi Aplikasinya sebagai Material Multifungsi’.

“Pasir besi merupakan bahan alam yang melimpah ketersediaannya di Jawa Timur. Manfaatnya pun sangat besar, dimana pasir besi ini selalu dijadikan salah satu material bangunan,” kata Sunaryo.

Guru besar di bidang ilmu fisika material, Prof Dr Sunaryono, saat menyampaikan orasi ilmiahnya. (ist)

Dari hasil risetnya tersebut, dirinya juga mengatakan kepada SERU.co.id, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis. Seperti dapat dimanfaatkan dalam bidang bahan dasar otot buatan, partikel nano antibakteri, antijamur, sistem penghantaran obat (drug delivery system), agen antimikroba, optoelektronika, dan magnetic hypertermia.

Pos terkait