Malang, SERU.co.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kegiatan Edukasi Desa Investasi Saham, Jumat (30/09/2022) siang. Menghadirkan Anggota Dewan Komisioner OJK yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi.
Friderica Widyasari Dewi menjelaskan, desa investasi saham adalah sebuah bentuk program literasi dan inklusi dari otoritas jasa keuangan. Harapan ke depan agar masyarakat pedesaan juga dapat menikmati investasi saham, namun untuk mengarah ke sana, pastinya mereka tidak langsung menerapkan masyarakat untuk investasi. Tentunya mereka juga memberikan arahan agar tidak ada kesalah-pahaman nasabah di suatu hari nanti.
“Tentu juga akan dijelaskan apa itu perbankan, modal industri keuangan non bank. Kemudian produk dan jasanya apa aja, kemudian bahaya investasi ilegal dan sebagainya,” seru Friderica Widyasari Dewi.
Kedepannya, bagi masyarakat pedesaan yang sudah melakukan literasi kemudian bisa membuka rekening saham. Sehingga masyarakat yang memiliki usaha yang baik, bisa membeli untuk investasi.
“Harapannya tentu, kalau kedepan jika masyarakat sudah literasi kemudian inklusi ya bisa menambah jumlah investor,” terangnya.
Hal tersebut dianggap sangat penting, karena untuk meningkatkan ke dalam pasar Indonesia, yang harus semakin ditingkatkan supaya dapat diisi sisi supply maupun demand-nya.
“Supaya market kita semakin besar, tebal, semakin tumbuh dengan sehat sehingga terjadi guncangan dari luar, misalnya market kita semakin stabil karena semakin banyak investor ritail domestik kita,” paparnya.
Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo juga menyerukan, dengan kegiatan ini bisa meningkatkan literasi keuangan. Karena untuk saat ini permasalahan adalah inklusinya masih rendah, meskipun inklusinya sudah relatif tinggi.
“Tapi inklusi yang tinggi inipun, sebetulnya per sektornya, seperti perbankan itu berbeda dengan pasar modal dan maupun produk investasi lainya, seperti asuransi,” terangnya.
Tak hanya itu, mereka berharap bahwa produk-produk yang dapat mensejahterakan masyarakat itu, tidak hanya dapat dinikmati kalangan berpengetahuan tinggi, ataupun masyarakat kalangan menengah keatas. Tetapi, ini juga bisa kemudian dirasakan manfaatnya kemudian masyarakat sampai di desa-desa.
“Karena ujung-ujungnya bagaimana kita meningkatkan kesejahteraan, kalau kita lihat sebetulnya meningkatkan investasi itu harusnya dimulai semasa muda,” paparnya. (ws6/ono)