Malang, SERU.co.id – Memiliki hobi menggambar sejak dini, Doni Eka (26), lebih memilih obyek tubuh orang untuk mengekspresikan karyanya. Cita-citanya mentato hingga manca negara pun, kesampaian berkat ketrampilan dan bekal bahasa asing yang dia pelajari. Lelaki asal Sumberpucung itu pun kini dikenal sebagai seniman tato hingga manca negera. Kliennya pun tersebar dari Asia hingga Eropa.
Doni mengaku hobby yang dirinya cintai tersebut mulai digeluti dengan serius sejak duduk di bangku Sekolah Menengah pertama (SMP). Namun hanya melalui media kanvas. Seiring dengan berjalannya waktu, dirinya mencoba dengan menggambar dengan media yang lebih berbeda. Yakni mentato tubuh rekan-rekannya di lingkungan rumahnya.
“Masuk SMP saya mulai mencoba melukis, melukis ternyata lebih asyik. Saya bisa menikmati setiap goresan lukisan saya, dari situ coba tuangkan ke tato. Sambil sekolah sambil nato teman sekitar tahun 2014 lalu,” seru Dony, saat dikonfirmasi melalui telepon.
Dirinya mulai dihadapkan dengan inspirasi yang membuat dirinya termotivasi. Setelah melihat ada satu penato asal Indonesia yang mengepakkan sayapnya hingga go internasional.
“Saya dibuat tertegun. Kok bisa artis Indonesia, Zombie Jambula, terbang ke Amsterdam-Paris, untuk nato tubuhnya di sana. Saya berpikir ini bisa saya tekuni. Dan harus bisa juga Go Internasional,” terangnya.
Dari situlah dirinya semakin terpacu untuk mengasah kemampuannya dalam menggambar terutama tato. Untuk mendukung hal tersebut, dirinya berfikir selain keterampilan yang dirinya kelola dengan otodidak selama ini, ia juga membutuhkan modal Bahasa Inggris yang baik. Tak tanggung-tanggung dirinya kemudian menempuh pendidikan Bahasa Inggris di Kampus Putih, Kota Malang.
“Setelah lulus sekolah, saya masuk kuliah di UMM mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Karena bekal pertama kali go internasional harus mahir bahasa. Disini saya ambil kuliah Pendidikan Bahasa Inggris. Kuliah sambil nato,” jelasnya.
Dony kemudian lulus di tahun 2018, kemudian merantau ke Pulau dewata Bali, guna menata karirnya sebagai penato go internasional.
“Satu tahun setengah di sana tahun 2020 bulan Januari awal, alhamdulillah saya dipanggil ke Australia, tepatnya di Kota Sydney. Saya ditelpon untuk nato orang laki-laki, saya coba berangkat ke sana sendirian. Alhamdulillah, dari situ banyak yang DM di IG, tahu dari teman akhirnya sampai saat ini banyak yang datang ke saya,” tutur dia.
Dari situ, dirinya kini telah menjajaki beberapa negara di dunia hanya untuk menato para customernya. seperti negara Iraq, Australia, Rusia, England dan banyak lagi.
Dari kerja kerasnya, di usia yang cukup muda itu dirinya sudah memiliki studio tato dengan nama Orlando Tattoo berlokasi di Jalan M.T. Haryono, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Para pelanggan pun beragam, mulai dari orang biasa hingga publik figur seperti Diego Michels, salah satu pemain sepak bola yang pernah membela Tim Nasional (Timnas).
Tak hanya fasih menggambar saja, dirinya menyebut seorang seniman tato wajib memiliki kemampuan membaca keinginan pelanggan. Serta harus paham makna dari filosofi warna dan gambar.
Seorang seniman juga tidak boleh gugup dalam menjalankan profesinya. Apapun yang diminta pelanggan harus dipenuhi walaupun itu adalah titik vital. Dikarenakan di titik tersebut merupakan tempat otot aktif yang selalu bergerak, jika tidak berhati-hati akan berdampak fatal.
“Jadi kita harus benar-benar memahami bahasanya dulu, permintaannya dia apa. Baru kita kerjakan,” kata dia.
Selama berkarya dan berkecimpung dalam industri jasa tato, kurang lebih sudah 500 orang yang sudah ditato Doni. Baik yang datang ke studio miliknya, maupun dipanggil langsung ke luar negari. (ws6/ono)