• Jawab permohonan hibah tanah 3 KUA
Kota Malang, SERU – Walikota Malang Sutiaji memberikan motivasi dan pembinaan ASN di lingkungan Kementerian Agama Kota Malang, dalam “Mewujudkan Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK (Wilayah Bebas Korupsi) dan WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani)”, di Aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Kamis (19/12/2019).
Dalam motivasinya, Sutiaji mengawali dengan memberikan contoh Jepang sebagai negara komunis, yang atheis namun perilakunya religius. Pun Swedia sosialis komunis, juga perilakunya religius. Sementara, masyarakat Indonesia sebaliknya. “Shinto adalah kebudayaan, bukan agama Jepang. Mereka atheis, namun mereka bisa religius. Sementara kita banyak yang religius, namun kelakuannya seperti tak beragama,” serunya, menyentak peserta yang didominasi dari kalangan ASN di lingkungan Kemenag, seperti Madrasah (MIN, MTsN, MAN), KUA, dan lainnya.
Menurutnya, hal ini terjadi karena kesenjangan antara literasi dan aplikasi. Mengutip para psikolog keagamaan, literasi keagamaan tidak berbanding lurus dengan pengamalan keagamaan. Namun, pengalaman keagamaan berbanding lurus dengan pengamalan.
“Ulama-ulama dulu yang digembleng bukan akalnya, namun hatinya. Ada yang salah dalam penanaman keagamaan kita. Kognitif, afektif, psikomotorik, saling terpisah. Contoh, keteladanan perilaku dan sikap itu jika disatukan selaras dengan kognitif, afektif dan psikomotorik,” terang ustadz yang sering mengisi kajian di beberapa masjid ini.
Ditambahkan alumni Ponpes Tambakberas ini, orang Jepang sangat menghormati orang dengan cara menundukkan badan. Pun di tempat penyeberangan, ketika lampu merah, ada tidak ada orang menyeberang tetap berhenti. Namun, disisi lainnya, mereka seringkali risau, dan mengambil cara cepat bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya. “Inilah bedanya, karena mereka tidak memiliki pegangan agama sesungguhnya. Seharusnya kita yang beragama bisa lebih baik,” jelasnya.
Meninggalkan tempat sebelum waktunya tanpa ijin, itu termasuk melanggar WBK dan WBBM. WBK dan WBBM merupakan parameter pertanggungjawaban sebagai ASN. “Ada tidak ada Kepala Kemenag, Kepala Madrasah, dan kepala lainnya di tempat, laksanakan tugas seperti biasanya sebagai modal pahala, dimana bekerja adalah bagian dari ibadah,” sebut penghobi badminton ini
Sutiaji berpesan, agar ASN tidak berbudaya kerja rendah. Karena yang dibutuhkan adalah kerja tim dengan etos kerja tinggi. “Ketika sebagai abdi negara, maka abdikan diri untuk melayani. Ketika melakukan kesalahan, ada perasaan bersalah atau kacau. Itu adalah fitrah. Berarti masih ada keimanan. Jika keimanan kita tinggi, takutlah kepada Allah yang mengawasi kita. Bukan takut pada CCTV,” pesan politisi partai Demokrat ini.
Dalam kesempatan itu, Walikota Malang Sutiaji menjawab permohonan Kemenag Kota Malang terkait status tanah yang didirikan kantor KUA Sukun, Lowokwaru, dan Klojen. Setelah ditelusuri, ternyata permohonan hibah belum pernah dilayangkan ke Pemkot Malang. “Segera buat permohonan, agar tim kami segera turun investigasi. Dan kami bisa segera menelaah dan menjawab permohonan hibah yang diajukan. Menurut UU itu boleh, dan terakhir Satpas pernah mengajukan,” tandas Sutiaji.
Sementara itu. Kepala Kemenag Kota Malang Dr H Muhtar Hazawawi MAg, mengapresiasi pintu permohonan hibah yang dibuka Pemkot Malang atas status tanah milik Pemkot Malang yang berdiri tiga kantor KUA tersebut. “Selama ini statusnya HGB. Sehingga ketika kami berencana memperbaiki layanan dengan merehab bangunan, kami kesulitan. Sebab pihak Kemenag pusat mempertanyakan status tanah dan bangunan yang pemiliknya tidak sama. Jika sudah sama, kami bisa mengajukan anggaran untuk misi perbaikan layanan itu,” sebut Muhtar.
Termasuk layanan kategori Zona Integritas (ZI), dimana ada WBK dan WBBM. Meski saat ini diakuinya sistem online sudah dilakukan di hampir semua lini. “SDM, perangkat, sistem sudah sesuai regulasi. Tinggal menyesuaikan dengan syarat 8 indikator zona perubahan. Dimulai dari Kantor Kemenag Kota Malang, yang terintegrasi dengan semua Madrasah, terutama negeri. Targetnya 1 tahun depan terlaksana,” tandas Muhtar. (rhd)