Malang, SERU.co.id– Akibat harga pupuk yang meroket, membuat petani jeruk mengalami penurunan hasil panen. Hal tersebut dirasakan salah satu petani buah yang kaya akan vitamin C tersebut di daerah Dusun Princi, Desa Gading kulon Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Petani jeruk, Supardi (53) mengatakan, dalam kurun waktu empat bulan terakhir harga pupuk naik.
“Yang 1616 (Jenis pupuk) sekarang Rp19 ribu per kilogram, sebelumnya Rp12 per kilogram,” seru lelaki berbadan tinggi itu.
Menurut Supardi, dirinya melakukan pemupukan sebanyak satu kali dalam dua minggu, sekali memupuk dirinya dapat menghabiskan satu kuintal pupuk. Kurang lebih untuk 300 pohon jeruk yang dia tanam di tiga lokasi.
Sebenarnya, pemakaian satu kuintal pupuk tersebut sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pohon-pohon itu. Normalnya mereka paling tidak membutuhkan setidaknya tiga kuintal pupuk.
“Dibuat itu ngirit itu, ngirit pol itu kalau dipenuhi waduh hasilnya (Hasil panen) sama pupuk ya. Kalau normal, ya bisa tiga kali lipat (3 kintal),” tuturnya.
Pengurangan penggunaan pupuk berdampak pada hasil panen mereka, yang menurun drastis.
“Waktu dulu normal ya bisa tiga ton lebih, sekarang tidak sampai satu ton sejak pupuk ini. Bunganya aja jatuh-jatuh kurang nutrisi, banyak yang jatuh. Mau kita panen gak bisa jatuh-jatuh, padahal ini jenis buah jeruk tahan ,” keluh terang Nandar(33), anak Supardi.
Tidak berhenti di situ saja, harga jeruk yang terbilang anjlok juga tengah mereka rasakan.
“Lha sekarang tambah tidak ada harganya. Siem (Jenis jeruk) masih Rp8-9 ribu, kalau keprok ini Rp7-8 ribu. Kalau normal sampai Rp16 ribu per kilogramnya, Rp12 ribu paling murah,” jelasnya.
Saat ditanya apa penyebabnya dirinya mengaku tidak tahu menahu, dirinya hanya mengikuti harga pasaran saja.
Selain pupuk, harga obat perangsang buah dan membasmi hama tekuni juga tengah mengalami kenaikan.
“Obat perangsang buah dari harga Rp90 ribu, menjadi Rp145 ribu. Kalau pestisida gak begitu banyak naiknya,” ungkap nandar.
Untuk menyiasati hal tersebut mereka juga memanfaatkan pupuk kandang yang didapat dari hasil ternak sapinya sendiri. Namun pemakaian pupuk tersebut tidak boleh berlebihan, hanya satu kali dalam setahun. Jika pemakaian yang terlalu sering akan berdampak buruk bagi tanaman yang dipupuk tersebut.
“Tapi untuk pupuk kandang hanya satu kalai setahun, jika keterusan efeknya jelek ke akar-akar,” tutupnya. (ws6/ono)