• Pecahkan rekor Rektor Termuda sebelumnya usia 28 tahun
Kota Malang, SERU – Usai viral, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Asia, Risa Santoso, BA, MEd (27), dinobatkan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Rektor Termuda se-Indonesia pada usia 27 tahun, Senin (9/12/2019).
Pasalnya, rekor Rektor Termuda sebelumnya dicatatkan oleh Rektor Universitas Mahendradatta Bali, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa, atau disapa Arya Wedakarna, saat usia 28 tahun pada tahun 2014.
“Sebelumnya memang sudah ada yang memecahkan Rektor Termuda di Indonesia pada usia 28 tahun di tahun 2014. Nah ternyata tahun ini, ada yang memecahkan lebih muda lagi, yaitu Risa Santoso, BA, MEd, Rektor Termuda pada usia 27 tahun,” ungkap Osmar Semesta Susilo, Wakil Direktur MURI, kepada SERU.co.id, usai pemberian Piagam Penghargaan MURI, di ITB Asia, Senin (9/12/2019).
Menurut Osmar, hal ini menunjukkan bahwa kebijakan sistem pendidikan tinggi di Indonesia kini lebih maju dan menghargai kaum muda untuk memimpin. Bahkan sang Mendikbud pun juga dipilih dari kalangan milenial. “Harapannya, masa depan pendidikan di Indonesia lebih maju lagi,” harapnya.
Disebutkannya, MURI berpatokan pada empat kriteria dalam memberikan penghargaan. Di antaranya, pertama, menjadi yang pertama dalam menciptakan sesuatu. Kedua, menjadi yang ‘ter’ yang bisa diukur, seperti tercepat, terbanyak, termuda, dan lainnya. Ketiga, unik dan langka. Keempat, biasanya terdapat dalam kebudayaan Indonesia di luar pulau. “Risa masuk ke kategori nomor 2, yaitu yang termuda dan bisa diukur,” tandasnya.
Rencananya, MURI akan mengkaji apakah ada rektor yang lebih muda lagi di tingkat internasional. Jika tidak ada, maka kemungkinan piagam penghargaan yang diterima Risa Santoso bakal diganti dengan piagam penghargaan yang memecahkan rekor dunia.
Menanggapi Rekor MURI yang diterima, Risa Santoso mengaku kaget dan mengapresiasi pihak MURI. Pasalnya, MURI dinilai pro aktif mencari orang-orang yang masuk kriteria MURI. “Saya merasa terhormat mendapat penghargaan dari MURI. Kemarin saya nggak ada pikiran sampai ke sana. Diluar ekspektasi, setelah viral kami dihubungi oleh MURI yang sangat pro aktif. Mereka tidak menunggu orang apply,” seru Risa, kepada SERU.co.id
Ke depan, Risa bakal terus menggenjot kualitas kampusnya, tak sekadar menjadi bahan viral saja. Dara kelahiran Surabaya, 27 Oktober 1992 ini, optimis mampu menerapkan sistem belajar proaktif di dalam maupun di luar kelas, untuk mencetak lulusan yang lebih kreatif. “Alumnus harus bisa menginspirasi nantinya. Biar nggak cuma keep pushing untuk dirinya sendiri, tapi juga bisa untuk orang lain,” terang Sarjana lulusan University of California, Berkeley jurusan Ekonomi dan minor Education, serta S2 beasiswa LPDP di Harvard University jurusan Education ini.
Setelah viral, mantan staf di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di bawah Deputi Isu-Isu Strategis Ekonomi ini, mengaku mendapat banyak tawaran untuk menjadi pembicara dalam berbagai seminar. “Saya diminta menjadi pembicara untuk memotivasi anak- anak muda tentang cara keep pushing terus. Anak muda tidak hanya mikirin diri sendiri, tapi juga kerja keras dan bisa berguna buat masyarakatnya,” tandas Rektor ITB ASIA, yang dilantik Sabtu (2/11/2019) lalu. (rhd)