Malang, SERU.co.id – Di bulan Juni 2022, angka stunting Kota Malang mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Faktor utama penyumbang angka sunting adalah perkawinan dini yang belum siap, faktor ekonomi dan lingkungan tempat tinggal.
Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko menjelaskan, guna mempercepat penanganan stunting, Pemkot Malang sudah membentuk tim audit untuk melakukan identifikasi dan inventarisasi pendataan para penderita stunting.
“Stunting ini secara nasional di Malang sudah dibentuk tim percepatan untuk penanganan stunting dan bentuk juga tim audit untuk melakukan identifikasi dan inventarisasi pendataan dari pada putra putri yang sunting,” seru Wawali.
Dirinya juga menjelaskan, di bulan Mei lalu, lalu angka stunting di Kota Malang mencapai 9,9 persen, kemudian menurun di bulan Juni menjadi 9,5 persen. Angka tersebut diketahui dengan melaksanakan Bulan Timbang.
“Yang di Malang itu dengan cara pelaksanaan Bulan Timbang, jadi setiap bulan itu ada penimbangan bayi,” terang Edy.
Untuk penanganan stunting tersebut, lanjut Edi, Pemkot tidak dapat mengandalkan satu dinas saja. Namun butuh kerja sama dari banyak dinas , karena stunting tersebut dipicu dari banyak faktor. Seperti lingkungan yang tidak sehat, kawin sebelum umur atau pernikahan dini pada remaja serta faktor kemiskinan.
“Ya dampak dari pada kemiskinan. Ada kemudian ketidaksiapkan calon ibu, bapak, berarti pada saat mau nikah itu harus disiapkan lingkungannya. Pengaruh jadi ada aspek orang tua, ada aspek juga sudah siap di usia muda, atau justru anak yang kesekian namun usianya sudah rentan itu juga tidak bagus. Kemiskinan dan juga lingkungan,” terangnya