Ambil hikmah dari Al Mumtaz, disabilitas bertalenta
Kota Malang, SERU – Meneladani sikap dan perilaku Rasulullah SAW patut diterapkan kepada generasi milenial. Demi memudahkan siswa untuk mengambil hikmahnya, SMK PGRI 3 Kota Malang menggelar Nada & Dakwah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1441, di rooftop Mall Dinoyo City, Jumat (29/11/2019) siang.
Mengusung tema “Menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri tauladan dalam serial ucapan dan perbuatan untuk menggapai Ridho Allah SWT”, menghadirkan KH. Ahmad Wahyudi MH bersama Group Sholawat Al Mumtaz Banyuwangi.
“Kami mengundang khusus KH. Ahmad Wahyudi MH bersama Group Sholawat Al Mumtaz Banyuwangi, yakni sebuah kelompok seni musik yang beranggotakan penyandang disabilitas tuna netra, tuna rungu, dan lainnya. Tujuannya, untuk menunjukkan kepada siswa bahwa mereka yang berkebutuhan khusus saja bisa menunjukkan kemampuan dan kelebihan potensinya, dibanding yang normal,” jelas M. Lukman Hakim, ST, Kepala SMK PGRI 3 Kota Malang, kepada SERU.co.id
Dengan menyaksikan sendiri, lanjut Lukman, bisa men-trigger siswa dalam pembelajaran sekolah bahwa tidak ada yang tidak bisa. Yang penting mereka mau belajar dan belajar untuk menjadi mampu dan profesional.
Dengan memadukan nada dan dakwah, diharapkan dapat meningkatkan keimanan anak-anak melalui stimulus kemasan musik dan dakwah. “Karena tidak semua generasi milenial ketika diberikan tausyiah, bisa langsung menerima dan mau mempraktekkan. Namun dengan kolaborasi kemasan musik yang dimainkan Al Mumtaz, semoga mereka bisa mengambil hikmahnya,” tutur Lukman.
KH. Ahmad Wahyudi MH, mengatakan anggota Group Sholawat Al Mumtaz Banyuwangi ini memiliki banyak keistimewaan. Meski menyandang disabilitas, bukan sekedar bisa menyanyi atau bermain musik saja. Tetapi mereka juga memiliki talenta lainnya. “Contohnya, penyanyi pria ini memiliki suara yang merdu bukan karena kemampuannya menyanyi. Namun, dia adalah juara MTQ Nasional. Ada juga bagian setting sounds sistem dan alat musik, dia ini tuna rungu. Secara logika ga nyambung, namun ternyata dia bisa,” papar KH Wahyudi.
Dalam kesempatan itu, juga diberikan sosialisasi terkait Jasa Raharja untuk melindungi siswa ketika dalam perjalanan menuju sekolah dan pulang ke rumah. Pasalnya, siswa SMK PGRI 3 ini tak hanya berasal dari Kota Malang saja, namun juga Malang Raya dari Batu dan Kabupaten Malang. Sehingga mereka butuh jaminan keselamatan selama perjalanan.
“Tak hanya saat sekolah, saat magang pun ,siswa SMK PGRI 3 dibekali BPJS Ketenagakerjaan temporer sebagai syarat K3S di beberapa perusahaan magang,” tandas Lukman.
Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Malang, Andi Kristian, mengatakan tingkat kecelakaan yang dialami pelajar cukup tinggi, sehingga selayaknya mereka mendapatkan perlindungan dalam aktivitas di jalan raya. “Proses klaimnya sangat mudah. Yang utama, ketika mengalami kecelakaan, pihak keluarga segera melaporkan ke Kepolisian. Biarkan korban ditangani RS dulu. Nantinya setelah mendapatkan surat keterangan dari kepolisian, bisa dilayani pihak rumah sakit yang akan berkoordinasi dengan Jasa Raharja,” terang Andi. (rhd)