Umat Buddha Kota Malang Rayakan Hari Raya Waisak dengan Khidmat

Umat Buddha Kota Malang saat melaksanakan prosesi peribadatan Hari Raya Waisak. (ws5) - Umat Buddha Kota Malang Rayakan Hari Raya Waisak dengan Khidmat
Umat Buddha Kota Malang saat melaksanakan prosesi peribadatan Hari Raya Waisak. (ws5)

Malang, SERU.co.id – Sekitar 20 orang warga Kota Malang melakukan peribadatan Waisak di Vihara Vajra Bumi Kertanegara, Jalan Lembah Dieng, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Senin (16/5/2022). Pelaksanaan ibadah tersebut, berlangsung selama 2 jam dan berjalan dengan khidmat.

Pandhita Lokapalasraya Vihara Vajra Bumi Kertanegara melalui salah satu umat, Hadi Prijanto mengatakan, pada perayaan Hari Raya Waisak tahun ini mengusung tema moderasi beragama dari lintas agama.

Bacaan Lainnya

“Jadi kita membina kerukunan, saling menghormati sesama umat beragama yang berbeda,” seru Hadi saat ditemui oleh awak media usai melaksanakan ibadah.

Ia menyebutkan, dalam perayaan Hari Raya Waisak seluruh umat Budhis memperingati tiga momen penting, atau yang sering dikenal dengan ‘Tri Suci Waisak’.

“Pertama, kita memperingati kelahiran Pangeran Sidharta, kemudian kedua mencapainya penerangan sempurna. Ketiga adalah parinibbana atau wafatnya Sang Buddha, dimana Sang Buddha berpesan bahwa setelah beliau wafat maka yang menjadi guru adalah Dharma,” ungkapnya.

Adapun prosesi yang dilakukan oleh para umat buddha, yaitu dimulai dengan pembacaan sutra untuk Buddha. Selanjutnya yaitu melukakan meditasi perenungan.

“Pertama kita merenung pada tekad bulat dari pada pangeran Siddharta untuk mencapai penerangan sempurna (mencapai kebuddhaan). Kemudian bertepatan dengan detik detik Waisak, jam 11.13 kita melakukan meditasi perenungan,” lanjut Hadi.

Setelah dilakukannya meditasi, seluruh umat Buddha melakukan pradaksina. Yaitu dengan mengelilingi arca Sang Buddha sebanyak 3 kali sebagai tanda penghormatan, dan ditutup dengan memandikannya.

“Bagi umat Buddha, pradaksina diartikan sebagai meditasi berjalan juga. Dengan dilakukan searah jarum jam, jadi arca Sang Buddha ada di sebelah kanan bahu kita,” ujarnya.

Dalam perayaan Hari Raya Waisak tersebut, menurutnya tidak banyak yang mengikuti prosesi peribadatan secara langsung di Vihara. Kendati demikian, hal tersebut tidak mengurangi esensi dalam merayakan Hari Raya Waisak di tahun ini.

“Jadi baru kali ini (setelah 2 tahun dibatasi) kita merayakan dan mengundang beberapa umat. Mungkin gak semua umat yang bisa datang karena mungkin banyak pertimbangan juga, jadi hanya sebagian,” tutupnya. (ws5/ono)


Baca juga:

Pos terkait