Malang, SERU.co.id – Saat ini sudah banyak perempuan-perempuan hebat dengan berbagai capaian prestasi hingga mengisi posisi jabatan strategis. Adalah Dra Eny Hari Sutiarny MM dipercaya sebagai Lurah perempuan pertama di Kota Malang pada tahun 1999.
Lebih dari 30 tahun Eny menjalani karir di pemerintahan membuat Eny menjadi sosok yang cukup disegani. Pengalamannya di beberapa unit kerja membuatnya memiliki keuletan hingga kapabilitas yang tidak diragukan lagi.
Tak heran jika dirinya pernah menjadi staf ahli Pemerintah Kota Malang. Saat ini, penyuka ikan asap ini mengemban tugas sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang sejak Januari 2017 yang lalu.
“Pada Januari Tahun 1999 saya ditugaskan sebagai Lurah Sukun. Saat itu kan masyarakat banyak yang tidak percaya pada pemerintah. Itu saya harus bisa meyakinkan masyarakat, karena saya utusannya pemerintah,” seru Dra Eny Hari Sutiarny, Kamis (21/4/2022).
Penyuka wisata alam ini menceritakan, sempat menjadi khawatir dengan situasi saat itu. Bagaimna tidak, krisis ekonomi hingga kepercayaan masyarakat awam kepada pemerintah sedang dalam taraf terabaikan.
“Saya ya mir-mir’en (kuatir), untungnya suasana sudah cukup kondusif. Kita lebih banyak turun langsung ke masyarakat, jarang di kantor,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, di era saat ini tidak ada hal mustahil untuk dilakukan seorang perempuan. Hari Kartini menjadi sebuah momentum bagi perempuan agar tetap semangat, tidak mudah menyerah dan percaya diri. Tidak lain untuk mewujudkan cita-cita dengan melakukan berbagai kegiatan positif sesuai bidangnya masing-masing.
“Kartini sekarang sudah ingin berkarir. Perempuan harus memiliki semangat tinggi, kepercayaan diri tinggi, dan yakin terhadap kemampuan diri serta memiliki prinsip hidup yang kuat,” ujarnya.
Perempuan yang pernah menjabat sebagai Plt. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ini menambahkan, dalam menjalani profesi di pemerintahan sebenarnya tidak ada tantangan yang paling besar, ketika dalam lingkaran atau inner circle mendukung penuh.
“Tidak ada yang berat, yang terpenting adalah keluarga mengerti peran dan tugasnya masing-masing. Seperti suami saya mendukung sekali untuk saya berkarir,” bebernya.
Perihal membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, ibu dua orang putra ini mengaku yang terpenting kualitas saat berkumpul bersama. Sehingga bukan lama, dan bukan kuantitas.
Ia mencontohkan, ketika pulang kerja usahakan tidak terlihat capek, jangan cemberut. Ini akan berpengaruh pada suasana rumah dan kualitas perjumpaan dengan keluarga. Termasuk juga sebaliknya, ketika ada masalah di rumah usahakan tidak sampai terbawa ke urusan pekerjaan dan kantor.
Selanjutnya, Eny dan keluarga hingga kini masih suka pergi bersama, bisa naik motor, berboncengan. Karena anak-anak sudah besar sehingga membuat jadwa untuk bisa melepaskan penat bersama keluarga. Tapi tetap tidak melupakan pekerjaan rumah bersama-sama.
“Sudah ada pembagian tugasnya. Ini menurut saya juga bentuk komunikasi yang indah,” tuturnya.
Perempuan yang juga sebagai pengurus Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia ini tidak henti-hentinya mengajak masyarakat mencintai batik. Karena itu merupakan kekayaan asli Indonesia yang harus dilestarikan dan dipertahankan.
Eny menambahkan, di Hari Kartini ini pesan bagi perempuan masa kini untuk tetap mengatur perasaan bahagia. Dengan selalu tersenyum, ramah, baik kepada orang lain menjadi energi positif dalam membangun bangsa dimulai dari hal yang kecil.
“Ketika membiasakan tersenyum dengan ikhlas, maka akan mempengaruhi perasaan dan pikiran kita. Termasuk juga berpengaruh kepada orang-orang di sekitar ikut bahagia dan nyaman,” tandansnya. (jaz/mzm)
Baca juga:
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan
- Polres Batu Aksi Pasang Stiker Call Center 110 Di Lokasi Strategis Demi Pelayanan Cepat
- Polisi Dalami Motif Pengeroyokan Pelajar SMKN 4 Malang Diduga Kesalahpahaman
- Seorang Lansia di Tumpang Tewas Terbakar di Dalam Rumahnya