Kota Malang, SERU – Bergerak dari rumah dinas Walikota Malang jalan Ijen 2 Malang, Jumat (8/11/2019) pagi, Walikota Sutiaji didampingi ajudan melakukan sidak pengelolaan sampah pada 4 (empat) sasaran. Di antaranya, TPA Supit Urang, kantor Kelurahan Mulyorejo, Puskesmas Mulyorejo dan pasar Lowokwaru. Turut hadir mendampingi Walikota, yakni Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Rinawati, Kasatpol PP Kota Malang Prijadi dan Kabag Humas Widianto.
Sidak dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari titik himpun akhir sampah, titik layanan perkantoran (publik), layanan kesehatan dan pusat perbelanjaan. Menurut Sutiaji, produksi sampah kota Malang sangatlah tinggi, sekitar 600 ton/hari dari berbagai sumber.
“Mencermati kota kita adalah kota urban, kota yang sangat diminati untuk dikunjungi dan juga dijadikan pilihan untuk bertempat tinggal, berusaha hingga menempuh pendidikan, maka ke depan volume sampah akan semakin tinggi dan pasti jadi masalah tersendiri kalau tidak ada langkah penanganan dan pengelolaan secara terpadu, “tegas Sutiaji, saat memberikan arahan kepada petugas kebersihan DLH Kota Malang di TPA Supit Urang.
Langkah awal, membangun dan melakukan edukasi secara terus menerus tentang budaya bersih. Selanjutnya, melakukan langkah pemilahan jenis sampah, mulai tingkat rumah tangga, tertib waktu pengambilan sampah dan tentu tidak berperilaku membuang sampah tidak pada tempatnya.
Dalam kesempatan itu, Walikota Sutiaji mendorong DLH Kota Malang untuk menguatkan secara terus menerus model TPA dengan sistem penguraian (usefull system). “Artinya (ke depan) tidak ada lagi pola sampah ditumpuk ditimbun begitu terus terusan, nantinya berganti dengan mendaur atau menjadikan sampah itu sebagai energi yang terbarukan (terurai),” pesan Sutiaji.
Sementara di lokasi kantor kelurahan Mulyorejo, puskesmas Mulyorejo dan pasar Lowokwaru, Walikota Malang mencermati tempat pembuangan sampah, kamar mandi umum hingga penghijauan lingkungan.
Kepala DLH Kota Malang, Rinawati, menyatakan apa yang dikehendaki Walikota Malang telah berproses pada proyek sanitary landfill di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, yang sudah berjalan setahun lebih. Proyek yang membuat himpunan sampah lebih ramah lingkungan ini dicanangkan kini akan selesai akhir tahun 2019.
“Meskipun pengerjaannya hampir selesai, proyek yang menelan biaya Rp 195 miliar dari sumbangan perusahaan Jerman dan KemenPUPR ini, tentu tidak serta merta dapat mengolah 600 ton sampah yang dihimpun setiap harinya. Artinya, sebagaimana dipesankan Bapak Walikota, pola pemilahan sejak di tingkat rumah tangga tetap harus didorong. Tidak bisa semua ditumpuhkan ke sini (TPA, red). Karenanya terus kita hidupkan Pusat Daur Sampah, rumah komposting dan juga Bank Sampah Malang,” beber Rinawati.
Ditambahkan perempuan berkacamata ini, pengelolaan sampah berdasarkan peraturan yang direkomendasikan (pusat, red), yaitu Sanitary Landfil yang aman bagi lingkungan. Dengan menerapkan teknologi pencegahan pencemaran yaitu pengurugan dan pengelolaan air lindi (leachate), serta penangkapan gas methan yang bisa dimanfaatkan untuk sumber energi (kompor masak, dan lainnya). (rhd)