Warga Kota Malang Nikmati Taman Bunga Merjosari, Begini Penilaian Pengunjung

Suasana sore hari, lebih sepi seperti biasanya karena baru hujan. (jaz) - Warga Kota Malang Nikmati Taman Bunga Merjosari, Begini Penilaian Pengunjung
Suasana sore hari, lebih sepi seperti biasanya karena baru hujan. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Taman Bunga eks Pasar Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, sudah bisa dinikmati oleh pengunjung. Tampak beberapa pengunjung berswa foto dan memanfaatkan jogging track. Semakin sore semakin bertambah banyak dan macet, akibat jalur jalan raya sempat dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL) di bahu Jalan Mertojoyo.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Wahyu Setianto mengatakan, Taman Bunga yang berada di Merjosari sudah bisa digunakan. Karena tidak ada prosesi pembukaan atau peresmian dari pemerintah.

Bacaan Lainnya

“Taman Merjosari belum, kayaknya tidak diresmikan. Kita juga tidak ada anggaran,” seru Wahyu Setianto.

Wahyu mengaku, mempersilahkan masyarakat untuk menikmati fasilitas yang ada di taman. Karena proses pengerjaan sudah selesai dan tidak ada acara seremonial.

“Ya sudah masyarakat silahkan menikmati. Timbang (peresmian) buang-buang duit anggaran,” ungkapnya.

Menurutnya, tahun ini ada tiga titik yang akan direalisasikan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH). Pertama, RTH Buring, kedua RTH yang di bawah Flyover Jemabatan Kedungkandang, kemudian yang ketiga ada RTH yang tidak terlalu besar di Balearjosari.

“Insyaallah persiapan Maret akan mulai dilelang. Konsepnya sama, karena DED-nya sudah ada,” tandasnya

Jalan Mertojoyo yang berhadapan antara Taman Bunga Merjosari dan Taman Singa dipenuhi PKL. (jaz)

Salah satu pengunjung, Ristika (36) mengaku, adanya PKL selain lebih mudah dijangkau pembeli, juga lebih nyaman. Namun mengingat setiap jam-jam sibuk ikut menimbulkan kemacetan, dirinya meminta agar dicarikan tempat membuat pedagang senang.

“Mungkin ada relokasi, kasihan mas kalau digusur disitu (dipinggir jalan) tempatnya terbatas. Karena mereka mencari penghasilan sendiri tanpa bergantung kepada pemerintah,” beber ibu dua anak ini.

Ristika sering meluangkan waktu di taman tersebut untuk menemani sang buah hati bermain sepatu roda. Tidak jarang ikut membeli makanan di sekitar taman bersama anaknya.

“Carikan tempat, karena disini lumayan ramai. Anak saya jajannya juga beli disekitar sini,” ungkap perempuan asli Sengkaling ini.

Ia melihat kekurangan seperti tempat duduk  yang hanya empat kursi dan toilet yang kurang bersih. Serta ekspektasi dari namanya ‘Taman Bunga’ sebagai orang Malang menganggapnya akan banyak bunga yang tumbuh.

“Mungkin belum tumbuh ya mas, atau konsepnya ini jogging track saya tidak tahu,” tandas Ristika. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait