Percepat Penurunan Angka Stunting, BKKBN Jatim Tingkatkan Kapasitas Kader CoE

Bupati Hendy menghadiri kegiatan Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader CoE (Center of Excellence) di Hotel Meotel Jember. (ist) - Percepat Penurunan Angka Stunting, BKKBN Jatim Tingkatkan Kapasitas Kader CoE
Bupati Hendy menghadiri kegiatan Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader CoE (Center of Excellence) di Hotel Meotel Jember. (ist)

Jember, SERU.co.id – Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur mengadakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader CoE (Center of Excellence) di Hotel Meotel Jember.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Jember Hendy Siswanto dan seluruh Kader CoE. Baik Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR) serta Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).

Bacaan Lainnya

“Kami (Pemkab) sangat berharap dengan adanya kegiatan BKKBN. Ada perbaikan masyarakat Jember yang memang masih perlu support dan dukungan penuh dari BKKBN Provinsi maupun Pusat,” seru Bupati Hendy, Selasa (15/2/2022).

Ditanya tentang angka stunting di Kabupaten Jember, Bupati mengatakan, angka stunting AKI/AKB di Jember masih tinggi.

“Angka stunting AKI/AKB masih tinggi. Tentunya dengan kegiatan kader-kader CoE ini, semoga bisa lebih membantu, mempertajam dan lebih mengembangkan lagi para kader,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra Maria Ernawati, MM menyampaikan, angka prevalensi stunting di Jatim masih relatif tinggi yakni 23,5 persen. Dan untuk Kabupaten Jember sendiri angkanya sedikit lebih tinggi yaitu 23,7 persen.

“Kita memilih Jember selain tempatnya nyaman. Kita juga akan belajar sama-sama tentang bagaimana melaksanakan percepatan penurunan stunting,” bebernya.

Ernawati berharap, para kader di Jember bisa segera melaksanakan percepatan penurunan stunting. Serta memberi pendampingan agar tidak terjadi perkawinan anak. Dimana pendampingan itu akan ditunjang menggunakan aplikasi ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah dan Hamil).

“Kami berharap, Jember bisa segera beraksi dalam melaksanakan percepatan penurunan stunting. Termasuk angka perkawinan anak yang menjadi faktor utama terjadinya stunting,” pungkasnya. (yas/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait