Pemprov Jatim Gelar Operasi Pasar, Dropping 2.004 Liter Migor di Malang

Gubernur Jawa Timur, Hj Khofifah Indar Parawansa menjelaskan operasi pasar minyak murah. (jaz) - Pemprov Jatim Gelar Operasi Pasar, Dropping 2.004 Liter Migor di Malang
Gubernur Jawa Timur, Hj Khofifah Indar Parawansa menjelaskan operasi pasar minyak murah. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Harga minyak goreng di pasar tradisional masih terbilang mahal, belum satu harga yang ditetapkan kementrian perdagangan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar operasi pasar minyak goreng sebanyak 2.004 liter di Kota Malang.

Gubernur Jawa Timur, Hj Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, telah menggelar diberbagai titik di daerah-daerah untuk menekan harga minyak. Selain itu, menumbuhkan dan meringankan konsumen kalangan menengah bawah dan pedagang kaki lima.

Bacaan Lainnya

“Sekarang di Kantor Bapenda, kemarin kita melakukan di Gresik. Format-format ini kita lakukan untuk bisa menjaga daya beli masyarakat yang ketika mereka ke pasar tradisional, mereka harus membeli diatas HET,” seru Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (5/2/2022).

Khofifah memberikan bantuan penyerahan bantuan zakat produktif untuk modal usaha. (jaz)

Disela-sela acara tersebut juga dilangsungkan penyerahan bantuan zakat produktif untuk modal usaha pelaku usaha ultra mikro. Dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Menurut Khofifah, satu harga di pasar tradisional masih diberi kesempatan menaikkan harga, karena demi menghabiskan stok yang tersedia. Ketika HET ternyata stoknya banyak, pasar ritel modern tidak terpenuhi sesuai dengan permintaan masyarakat. Pemrov menegaskan stok di Jawa Timur untuk minyak goreng setiap bulan aman.

“Saya ingin menyampaikan minyak goreng di Jawa Timur itu kebutuhannya 59 ribu ton per bulan. Produksi minyak goreng di Jatim 62 ribu ton per bulan,” ungkapnya.

Dikatakannya, seandainya rantai pasokan lancar, masih surplus tiga ribu ton. Pemprov Jatim menegaskan untuk suplay change dan pasokan rantai pasok terus diperlancar. Harus ada yang dikanalisasi rantai pasok.

Khofifah mengatakan, adanya kekurangan karena macet dibeberapa titik atau di rantai distribusi. Pihaknya berharap, Kementrian Perdagangan bisa menjelaskan pada produsen-produsen, terutama proses recoferagsi sebetulnya berapa.

“Over HET berapa, sampai titik produsen berapa. Sehingga sampai titik konsumen sesuai HET. HET kalau pada kemasan premium Rp14 ribu per liter, kalau kemasan sederhana Rp13,5 ribu per liter,” jelasnya.

Khofifah mengaku, soal harga seperti HET itu tidak mudah didapatkan untuk bisa memenuhi sesuai kebutuhan masyarakat. Sehingga, ia mengajak memberseiringi antara operasi pasar minyak goreng dengan pendistribusian zakat produktif pelaku usaha ultramikro. Karena pedagang dibawah usaha mikro lebih membutuhkan untuk memutar modal.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi bagian dari upaya untuk bisa memberikan tambalan ekonomi,” tutupnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait