Museum Musik Indonesia Launching Panel Sebaran Musik Se-Indonesia

Ketua MMI bersama anggota Komisi D DPRD Kota Malang, melaunching panel di salah satu sudut MMI. (jaz) - Museum Musik Indonesia Launching Panel Sebaran Musik Se-Indonesia
Ketua MMI bersama anggota Komisi D DPRD Kota Malang, melaunching panel di salah satu sudut MMI. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Museum Musik Indonesia (MMI) melaunching panel baru di salah satu sudut ruang yang berada di lantai dua Jalan Nusakambangan No 19 Kota Malang. Tujuannya, tidak lain untuk mendokumentasikan sebaran musik dari Aceh sampai Irian Jaya.

Ketua MMI, Hengki Herwanto mengungkapkan, latar belakang dari launching ini sebagai langkah mendokumentasikan kepentingan informasi budaya. Sebab, kedepan nanti harus bisa diakses oleh publik secara luas.

Bacaan Lainnya

“Usaha MMI ini terus kami lakukan dalam menjaga koleksi, salah satunya dalam launching panel ini. Selain itu, kami mendokumentasikan dan mengunggah di website MMI,” seru Hengki Herwanto, Sabtu (22/1/2022).

Menurutnya, peresmian panel baru tersebut berhubungan dengan peta musik, yang sebetulnya diisi logo MMI hingga koleksi kepingan CD musik. Dengan adanya peta sebaran, pengunjung dapat melihat dengan mudah dalam bentuk visual.

Hengki menambahkan, MMI telah mendapat amanah khusus pendokumentasian dari Aceh sampai Papua. Dibantu oleh UNESCO melalui Program MOWCAP (Memory of the World Committee for Asia and the Pacific).

Menurutnya, UNESCO menyasar keterbukaan dan kemudahan akses informasi terhadap karya-karya budaya. Terlebih sasaran utama dari program tersebut, yakni informasi dan data bisa diakses lebih mudah oleh seluruh masyarakat dan dunia.

“Ada tiga yang diterima, pertama padepokan dari Jogja, Komunitas Tradisi Lisan, dan satunya MMI,” bebernya.

Terkait jumlah, pihaknya mengaku sebagian besar memang koleksi berada di wilayah Jawa, karena penduduk Indonesia tersentral di Jawa. Bukan hanya musik, tetapi juga dari sektor yang lain.

“Koleksi kita berbentuk rekaman sekitar 25.000-an, tapi itu barat dan Indonesia. Indonesia ada yang dangdut dan pop, mungkin yang tradisinya 20 persen, popnya 50 persen,” terang Hengki.

Senada, Anggota Komisi D, H Eko Hadi Purnomo SH menjelaskan, sangat mengapresiasi langkah MMI dalam merawat koleksi musik. Dilihat dari ruangan museum yang sederhana ini bisa terkenal di dunia.

Terbukti adanya kepercayaan UNESCO sebagai kepercayaan dunia internasional. Selain itu, lokasi yang berada di Kota Malang, juga menjadi tujuan wisata perlu ditangkap dengan baik oleh Pemkot Malang.

“Semoga MMI kedepan dikenal seluruh Indonesia bahkan dunia. Serta generasi muda dapat mencintai musik, khususnya di Kota Malang,” ungkapnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait