Perkuat Kolaboratif, Inovatif, Tangguh, Inspratif, Sutiaji Fokus Tiga Hal Ini

Sutiaji memberikan paparan forum konsultasi rancangan RKPD 2023. (jaz) - Perkuat Kolaboratif, Inovatif, Tangguh, Inspratif, Sutiaji Fokus Tiga Hal Ini
Sutiaji memberikan paparan forum konsultasi rancangan RKPD 2023. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang beriktikad untuk meneruskan sisa akhir periode kepemimpinan Sutiaji dan Sofyan Edi dengan beberapa fokus. Sehingga Pemkot menggelar Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Mengusung tema ‘Kolaboratif, Inovatif, Tangguh, Inspratif’ Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengungkapkan, fokus pertama ialah menjadikan daerahnya kuat berdaya saing. Baik dari sektor ekonomi, pariwisata dan seluruhnya.

Bacaan Lainnya

“Kedua, penguatan kesehatan masyarakat. Ketiga, masalah banjir menuntaskan termasuk pelayanan yang lainnya. Kenyamanan termasuk kemacetan, terus tidak kalah penting adalah smart city skala prioritas 2023,” seru Sutiaji, di Savana Hotel and Convention Center lantai 5, Rabu (19/1/2021).

Selanjutnya, tidak lupa dengan program kerja yang belum terealisasi di tahun sebelumnya. Termasuk, permasalahan banjir dan drainase, agar kepala daerah bisa mengantisipasi hal tersebut.

“Kita belum punya masterplan, kalau banjir disana arahnya bagaimana. Kajian secara akademisi harus dikuatkan,” ujarnya.

Perihal kemiskinan, Sutiaji mengaku ada peningkatan beberapa persen di Kota Malang. Angka kemiskinan tersebut naik karena interaksi pandemi covid-19. Akan tetapi, kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan.

Pengangguran di tahun 2020 naiknya dari 5,88 persen pada 2021 menjadi 9 persen sekian. Pemkot Malang menginginkan ada intervensi angka kemiskinan di tahun selanjutnya melalui dinas terkait.

“Sebenarnya empat persen itu sudah dikerak, harus ada charity program pemberian,” ungkap pria penyuka makanan pedas ini.

Sutiaji menambahkan, dibidang Universal Health Coverage (UHC) dana Pemkot terserap banyak untuk BPJS. Sehingga meminta Dinkes dana kurang lebih Rp150 sampai Rp200 miliar digunakan sebaik-baiknya.

Lalu, menguatkan tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas-puskesmas untuk bisa melayani pasien dengan baik. Salah satu caranya dengan menguatkan dokter di puskesmas untuk tidak serta merta mudah merujuk ke rumah sakit.

“Jangan mudah untuk merujuk, kuatkan dokter keluarga. jangan hanya mencari kapitasi BPJS. Maka untuk itu kita kuatkan,” tandasnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait