Malang, SERU.co.id – Update terbaru perpanjangan PPKM Jawa Bali sejak 4 Januari hingga 17 Januari 2022, disebutkan Kota Malang masuk Level II. Merespon hal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengkonfirmasi langsung ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kadinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan, ada kesalahan teknis dalam Aplikasi Si Lacak. Kesalahan berasal dari laporan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Pemerintah Pusat terkait tracing yang dilakukan Kota Malang.
“Terkait nyangkutnya itu, hari ini kita konfirmasi, sudah masuk apa belum. Karena kemarin tidak memenuhi 15, di indikator tracing kita 14,60 itu yang menyebabkan kemarin Kota Malang berada di level II,” seru dr Husnul Muarif, di Islamic Center Kota Malang, Rabu (5/1/2021).
Diketahui dalam levelling PPKM, ada delapan indikator dari versi Inmendagri. dr Husnul mengaku, kemarin sebenarnya sudah masuk dari semua tracing. Akan tetapi, di Aplikasi Si Lacak begitu dikroscek kemarin ternyata ada gangguan di server.
“Sehingga dari 81, kontak erat yang kita masukkan ke Si Lacak ada 26 yang nyantol,” imbuh pria yang pernah menjabat sebagai RSUD Kota Malang ini.
Knmendagri berlaku sampai tanggal 14 Januari 2022. Sedangkan versi Kemenkes update data bisa setiap hari. Sehingga Pemkot Malang melalui Dinkes mengkonfirmasi lagi sudah bisa diupdate apa tidak data 26 tersebut.
“Kalau sudah bisa diupdate, insyaallah kita sudah di level I untuk evaluasi di Kemenkes,” terangnya.
dr Husnul menambahkan, prosentase yang ditetapkan untuk bisa masuk Level I adalah tracing minimal 15. Sedangkan di Kota Malang 14,6. Ketika sudah diperbaiki data tersebut, angka tracing bisa masuk 16,80, sehingga dalam kategori melandai atau Level I.
“Kalau sekarang 14,6 masuk di sedang, sehingga kita masuk di Level II,” ungkapnya.
Lain halnya, Walikota Malang, Drs H Sutiaji menuturkan, pihaknya sudah menghubungi via telepon langsung ke pemerintah pusat kenapa Kota Malang turun di level II. Ternyata Aplikasi Si Lacak untuk testing diangka 14.
“Yang nginput sini, dan yang memasukkan itu provinsi. Provinsi sudah, tetapi masih terkendala di pusat mungkin. Sehingga testing kita jadi belum memadai,” ujar Sutiaji.
Terkait jawaban, Sutiaji mengaku, masih belum mendapat jawaban pasti kapan data tersebut bisa diupdate. Namun, dirinya berharap semoga bisa berubah dengan tetap melakukan 3T untuk mengantisipasi paparan kasus varian baru covid-19.
“Mudah mudahan ada perubahan secepatnya,” pungkasnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- UMM Terapkan Green and Halal Kurban Istikamah 5 Tahun Bebas Sampah Plastik
- DPC PDI-P Kota Malang Sembelih 8 Sapi dan 6 Kambing, Bagikan 3.500 Paket Daging Kurban
- Film Komedi Romantis Layar Lebar Berdurasi Panjang bakal Diproduksi di Kota Batu
- UM Sabet Juara Umum Kedua di POMPROV Jatim 2025 dengan Torehan 97 Medali
- Lathifah Shohib Berharap Ritual Ibadah Kurban Menjadi Contoh Baik di Kehidupan Sehari-hari