Banyuwangi, SERU.co.id – Pasca jembatan penghubung Desa Karangharjo dan Desa Tegalharjo roboh diterjang banjir, Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) bersama warga setempat menggelar gotong royong membangun jembatan darurat, Minggu (19/12/2021).
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Karangharjo, Matsafari mengatakan pihaknya bersama warga saling bahu membahu membangun jembatan penghubung ini untuk memudahkan warga untuk beraktivitas terutama bagi siswa yang mau ke sekolah.
“Jembatan yang roboh ini satu-satunya akses penghubung dua desa. Terutama untuk mempermudah pelajar yang mau berangkat ke sekolah,” kata Matsafari kepada SERU.co.id, Minggu (19/12/2021).
Disamping itu kata Matsafari, sejak jembatan ini roboh akses perekonomian di desa ini sempat terganggu, warga yang hendak menjual hasil kebun maupun mau menjual dagangannya harus memutar, yang jaraknya sangat jauh.
“Diperkirakan, Jembatan Darurat ini rampung sekitar satu mingguan,” ucapnya.
Lanjut anggota BPD Karangharjo, sembari menunggu dibangun kembali jembatan ini oleh pemerintah, pihaknya berharap kepada masyarakat bersama-sama menjaga dan memelihara jembatan darurat ini.
“Ayo kita jaga dan rawat bersama, agar jembatan darurat ini kuat dan tahan lama, sambil menunggu di bangunnya jembatan itu oleh pemerintah,” himbauannya.
Ditempat yang sama, ketua RT 05 RW 01 Dusun Karangharjo, Desa Karangharjo, Kusni meminta kepada warga yang melewati jembatan darurat ini agar berhati-hati.
“Untuk pengendara sepeda motor yang melewati jembatan darurat ini saya minta gak usah terburu-buru, dan berhati-hati, namanya saja Jembatan darurat,” pintanya.
Kepala Desa Karangharjo, Miskawi mengatakan, robohnya jembatan Carangan ini disebabkan arus sungai sangat deras, dan menggerus pondasi jembatan yang menyebabkan jembatan tersebut roboh.
“Pada tanggal 18 Nopember di Kecamatan Glenmore dan Kalibaru terjadi hujan lebat, yang menyebabkan arus sungai Kalitakir ini sangat deras, tepatnya pukul 21.00 malam jembatan tersebut ambruk,” kata Miskawi.
Akibat robohnya jembatan tersebut, sambung Miskawi perekonomian warga setempat terganggu. Agar aktivitas perekonomian dan siswa yang hendak ke sekolah bisa berjalan lancar, warga meminta untuk dibangun jembatan darurat.
“Semoga dengan dibangunnya jembatan darurat ini, mampu memulihkan perekonomian, dan siswa yang mau berangkat maupun pulang sekolah tidak perlu kerepotan,” tandasnya. (git)
Baca juga:
- Polres Sumenep Usut Kasus Penipuan Travel Umrah Rp2,1 Miliar
- Wali Kota Malang Tinjau Lapak Hewan Kurban Pastikan Bebas Penyakit Jelang Iduladha
- Kapolresta Malang Kota Berikan Penghargaan 24 Orang Personel Polri dan Dinsos
- Danlanud Abd Saleh Sampaikan Progres Persiapan Venue Cabor MPI Porprov IX Jatim
- BPS Kota Malang Sebut Masa Panen Bahan Pokok Penyebab Deflasi -0,21 Persen