Sutiaji Sebut Indonesia Punya Potensi Luar Biasa, Tinggal Lemah Strategi

Sutiaji dalam satu kesempatan. (jaz) - Sutiaji Sebut Indonesia Punya Potensi Luar Biasa, Tinggal Lemah Strategi
Sutiaji dalam satu kesempatan. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Selain disebut sebagai negara maritim, Indonesia mempunyai segudang potensi yang luar biasa dalam berbagai sektor Sumber Daya Alam (SDA). Termasuk industri kreatif yang mulai bermunculan membanjiri dunia marketplace oleh kalangan pemuda.

Walikota Malang, Drs H Sutiaji menjelaskan, mengutip perkataan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid, Indonesia di Benua Asia mempunyai potensi yang luar biasa. Orang pintar di depan, pasar ada di India Indonesia, SDM dan SDA di Indonesia punya semua, minyak di Asia, kelapa sawit, hingga batu bara.

Bacaan Lainnya

“Yang saya tangkap saat ini justru di kita semua. Sumber Daya Manusia (SDM) nya ada, potensinya ada, cuma kita lemah dalam strategi dan terus ragu,” seru Sutiaji, dalam acara Muskercab PCNU Kota Malang, di Hotel Pelangi, Minggu (12/12/2021).

Menurut Sutiaji, Indonesia diprediksi akan menjadi Macan Asia ketika semua lapisan masyarakat dapat bahu membahu mensukseskan pemerintah. Mengutip pesan  dari Gus Dur, Sutiaji menyebutkan, saat krisis moneter kebijakan presiden yang berasal dari Jombang tersebut sangat nekat. Karena membuat kebijakan dengan mencetak mata uang asing ketika mata uang dalam negeri hancur.

“Itu tahun 90-an, setelah itu tidak ada kebijakan perbankan. Tidak gampang untuk membuat keputusan saat itu, itu hebatnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, dirinya menyinggung soal demokrasi yang ada di Indonesia. Tujuan demokrasi utamanya adalah sila kelima keadilan sosial bagi seluruh Indonesia. Kemudian dicapai melalui sila keempat, sila tiga, dua dan pertama untuk menguatkan.

Euforia demokrasi berdampak pada suasana gaduh di Indonesia. Sedikit-sedikit berbeda pilihan tokoh membuat gesekan yang berkepanjangan di kalangan awam. Pesta demokrasi seharusnya menjadi sebuah ajang silaturrahmi antar golongan.

“Padahal ruh dari pendiri bangsa juga melalui musyawarah. Karena banyak menggunakan demokrasi, pemilihan dari tingkat RT belum sempat rukun, lima tahun pemilihan lagi. Termasuk pemilihan kepala desa hingga pemilu,” paparnya.

Pihaknya bersyukur saat ini sistem yang dibangun pemerintah pusat menjadikan satu waktu. Baik Pemilu, Pilkada, dan Pemilihan Legislatif (Pileg) serentak dilakukan di seluruh nusantara menyimpan hikmah tersendiri.

“Alhamdulillah pemilu, pilkada jadi satu, dua tahun rukun lagi,” tutup pria yang menyukai makanan pedas ini. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait