Malang, SERU.co.id – Bencana alam banjir bandang yang terjadi sepekan lalu, menyisakan banyak cerita duka yang memantik empati kemanusiaan. Sebagai bentuk kepedulian, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengusung UMM Berbagi untuk Negeri, berkontribusi meringankan beban masyarakat.
Kampus Putih ini memberikan bantuan berupa material bahan bangunan dan puluhan kursi pada warga terdampak di RW 6, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Sabtu (13/11/2021). Donasi yang digalang berasal dari civitas akademik dan alumni UMM, melalui rekening ditunjuk UMM Berbagi untuk Negeri.
“Sebelumnya bantuan banjir juga kami salurkan ke wilayah Kota Batu, karena disana kondisinya kan lebih parah. Kemudian didistribusikan ke Jodipan. Lengkap dengan para relawan yang kami kirim untuk membantu warga sekitar,” seru Koordinator UMM Berbagi untuk Negeri, Zakarija Achmat, SPsi. MSi, kepada SERU.co.id, Sabtu (13/11/2021).
Disebutkannya, bantuan yang diberikan ke Jodipan, berupa material seperti pasir cor, galvalum, pipa paralon koral, spandek, dan lainnya. Selain itu, Kampus Putih juga memberikan puluhan kursi pertemuan untuk Balai RW, pengganti kursi RW yang ikut hanyut.
“Kami tidak memberikan sembako, karena informasi pak RW sudah mencukupi. Terkait donasi, bisa siapa saja yang mau mengirimkan donasinya, tidak terbatas pada sivitas akademika UMM saja,” imbuh Zakarija, didampingi Ketua Maharesigana UMM, Erwin.

Sementara itu, Ketua RW 6 Mohammad Luthfi mengapresiasi kepedulian banyak pihak terhadap warga terdampak, salah satunya kepedulian dari UMM. Disebutkannya, 31 rumah yang terdampak, 19 di antaranya hancur bahkan hanyut.
“Semua bangunan itu kini dibangun kembali berkat kerja sama para warga dan para relawan. Sehingga para warga terdampak sudah bisa kembali ke rumah masing-masing setelah sebelumnya mengungsi ke mushola dan rumah warga lainnya,” jelas Luthfi.
Disebutkannya, sudah dua kali banjir bandang yang menerpa wilayahnya. Kali pertama menimpa pada 2004 lalu dan yang kedua di tahun 2021. Beruntung, tidak ada korban yang hanyut di dua bencana tersebut.
“Sempat ada tawaran pada warga untuk relokasi di tempat lain maupun rusun, tapi kebanyakan warga menolak,” bebernya.

Senada dengan Zakarija, pihaknya memang sudah menutup donasi berupa air mineral, sembako, dan pakaian, karena telah mencukupi. Sebab yang dibutuhkan warga saat ini untuk membenahi fasilitas umum (fasum) masyarakat. Mulai dari kamar mandi umum hingga sumber air pada empat titik yang sempat tersumbat dan hancur.
“Terima kasih kepada para donator dari UMM. Semoga apa yang diberikan bisa memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat,” pungkas pria yang membawahi 17 RT dengan 650-an KK.
Pengakuan menyedihkan dialami oleh Rukminah (76), yang tinggal sendiri di sebuah di bantaran sungai paling bawah di RT 17. Suasana dingin hujan membawanya lelap, hingga tak menyadari bahaya mengancam jiwanya. Pasalnya, tak seberapa lama banjir bandang menghantam dan menghanyutkan rumah beserta isinya.
“Kejadiannya cepat, sebelum jam 5 sore. Beruntungnya aku pas disini, terus angkat mamakku keluar. Ya cuma baju yang menempel ini saja, semua barang-barang ikut hanyut,” jelas Alfa Khofifah (46), anak Rukminah.
Disebutkannya, ibunya biasa tinggal sendirian, sementara dirinya tinggal beda rumah dengan keluarganya. Keduanya sempat shock lantaran mengetahui sendiri ketika air bah datang, hingga usai kejadian mengungsi di rumah tantenya. Dirinya dan ibunya berterimakasih kepada dermawan dan warga, hingga akhirnya dibuatkan bangunan rumah yang baru. (rhd)
Baca juga:
- Babinsa Arjosari Bersama Warga Gotong Royong Rehab Pagar Masjid Jami Fathurrohman
- Babinsa Tunjungsekar Monitoring Penggilingan Padi Jaga Kualitas Gabah
- DPKH Kabupaten Malang Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Hewan Jelang Kurban
- Kenaikan Isa Almasih Serta Libur Panjang Polres Malang Amankan 67 Gereja dan Lokasi Tempat Keramaian
- Polisi Temukan Pelanggaran Plat Nomor dan Kelalaian Berkendara Kasus Christiano Tarigan