Malang, SERU.co.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Karangkates mengusulkan Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang, sebagai desa siap siaga tsunami ke UNESCO.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Karangkates
Ma’muri SSi MTi mengungkapkan, memilih Desa Tambakrejo, karena sebelumnya sudah mengikuti sekolah lapangan siap siaga gempa dan tsunami. Saat ini masih dalam pemenuhan dokumen dan penyediaan sarana penunjang.
“Dari Indonesia, kita BMKG sudah ada beberapa pendampingan. Salah satunya di Jawa Timur, yaitu Desa Tambakrejo,” seru Ma’muri, ditemui di kantornya di Jalan Bendungan Lahor No 40, Karangkates, Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang.
Tidak hanya di Kabupaten Malang, BMKG Indonesia juga mengusulkan beberapa prioritas utama selain Desa Tambakrejo, yaitu Jogja terdapat dua desa, Jawa Barat satu desa, Sumatera Barat satu desa, serta Bali ada satu desa.
Menurut Ma’muri, sebelumnya telah mensurvei 12 indikator, ternyata di Desa Tambakrejo patut diusulkan. Target yang diinginkan di bulan September 2021 bisa rampung persyaratan tersebut.
“Jadi ini yang mengusulkan adalah pihak komunitas. Namun yang menjembatani ke UNESCO adalah BMKG,” ungkap pria asal Tegal Jawa Tengah ini.
Lebih lanjut, indikator tersebut tidak ringan, banyak yang harus dipersiapkan. Beberapa di antaranya kesiapan komunitas atau masyarakat secara rutin melakukan kegiatan-kegiatan simulasi tsunami, serta sosialisasi di lingkungan. Ada yang kurang terpenuhi seperti pemasangan reklame di tempat umum.
“Masih kita galakkan, nanti akan dipasang peringatan-peringatan semacam gambar terkait tsunami di pos-pos ronda misalnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, belasan indikator kriteria masyarakat siap siaga gempa dan tsunami tersebut yakni memiliki peta bahaya tsunami, memiliki informasi perkiraan jumlah orang yang berada di wilayah bahaya tsunami, menempatkan papan informasi publik tentang gempa dan tsunami di wilayahnya.
Selanjutnya, memiliki inventaris dari sumberdaya, ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial untuk pengurangan risiko bahaya tsunami di tingkatnya. Memiliki peta evakuasi tsunami yang mudah dimengerti, disusun bersama dengan pihak berwenang berkolaborasi dengan masyarakat.
Lalu, memiliki materi pendidikan dan kesiapsiagaan yang didistribusikan, menyelenggarakan kegiatan Pendidikan dan Kesiapsiagaan secara rutin. Melakukan pelatihan tsunami paling tidak dua tahun sekali.
Selanjutnya, memiliki rencana operasi darurat tsunami, memiliki kapasitas untuk mendukung pelaksansan tanggap darurat tsunami. Serta miliki kemampuan menerima dan menyebarluaskan info gempa dan peringatan dini tsunami.
“Edukasi mereka memang pernah dilakukan, tetapi tidak berkelanjutan. Kami sarankan secara mandiri, komunitas itu melakukan sosialisasi di gereja, masjid walaupun tidak resmi tetapi dilakukan secara rutin,” terang Ma’muri.
BMKG Stasiun Karangkates menambahkan, saat ini luas wilayah yang diusulkan masih satu desa. Daerah percontohan yang sudah berhasil diakui serta mendapat sertifikasi di India. Namun, India sendiri sebelumnya mencontoh di Indonesia.
Pihaknya mohon doa kepada masyarakat Kabupaten Malang sedang mengusulkan Desa Tambakrejo sebagai komunitas siaga tsunami ke UNESCO. Supaya diberi kelancaran dan meningkatkan risiko pasca bencana.
“Ketika itu memang berhasil, bisa menjadi percontohan, terutama di pantai-pantai selatan Jatim jika terdampak tsunami ketika gempa bumi,” pungkasnya kepada SERU.co.id.
Terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Malang, Bambang Istiawan menyampaikan, adanya usulan tersebut, diharapkan Desa Tambakrejo bisa menjadi pilot projects bagi desa-desa di pesisir pantai, khususnya di wilayah Kabupaten Malang.
“Itu program BMKG, kami terus akan mensuport, karena Desa Tambakrejo juga memiliki perkampungan yang dekat dengan pantai. Apalagi disana sangat berpotensi terdampak, tapi masyarakatnya lebih memahami mitigasi Tsunami,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjut Bambang, dirinya berharap Desa Tambakrejo tersebut dapat menjadi contoh dan dikembangkan ke desa-desa pesisir yang tersebar di enam kecamatan di wilayah Kabupaten Malang.
“Di Kabupaten Malang ada sembilan desa yang tersebar di enam kecamatan yang berpotensi terdampak tsunami. Yakni Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Bantur, Gedangan dan Donomulyo, serta Sumawe,” tukasnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Babinsa Sukun Monitoring Gudang Bulog, Pastikan Stok dan Kualitas Beras Aman
- Iduladha, Wali Kota Batu Ingatkan Pentingnya Keimanan dan Pengorbanan
- Wali Kota Malang Apresiasi Bantuan Sapi Kurban Presiden Prabowo Berdayakan Peternak Lokal
- Ribuan Warga Muhammadiyah Salat Iduladha di Stadion Brantas di Kota Batu
- Indonesia Bungkam China 1-0 di GBK, Jaga Asa Lolos ke Babak Keempat