Malang, SERU.co.id – Gejala klinis pasien terpapar covid-19 salah satunya berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh. Tak terlalu banyak pasien yang terpapar mengetahui jumlah oksigen ditubuhnya. Padahal oksigen diperlukan bagi setiap sistem dan organ di dalam tubuh untuk bertahan hidup.
Tanpa oksigen, sel-sel tidak berfungsi, sehingga menyebabkan kegagalan organ. Bentuk oksimeter berukuran kecil dan mudah dibawa kemana-mana, muat untuk ukuran saku baju. Hanya dibutuhkan baterai kecil untuk menghidupkan mesin oksimeter.
“Ini diisi baterai dulu, kalau tidak ada baterainya tidak muncul (hasilnya), kemudian ditutup,” seru dr Husnul Muarif, di Gazebo Balaikota Malang, Rabu (28/7/2021).
Selanjutnya, jari pasien dimasukkan kedalam alat tersebut. Tombol on dihidupkan. Tunggu kurang lebih sekitar 30 detik guna mengetahui hasil saturasi oksigen. Jumlah normal saturasi oksigen 95 hingga 100 persen.
“Saturasi oksigen diusahakan diatas 95 persen,” terang dr Husnul Muarif.
Jika diketahui saturasi dibawah angka tersebut, berarti saturasi oksigennya berkurang, diindikasikan tanda-tanda diduga covid-19. Cara pengecekan menggunakan oksimeter ini merupakan antisipasi mitigasi agar segera ditangani.
Mitigasi disampaikan supaya petugas relawan bisa langsung calling ke rumah sakit rujukan. Karena belum tentu rumah sakit yang dihubungi memiliki ketersediaan bed. Serta menghindari keterlambatan penanganan ketika tidak diketahui dengan dini.
“Dengan batas bawah 95 persen ini, diharapkan ada jeda waktu penanganan, sehingga turunnya tidak cepat,” ungkap pria yang pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Kota Malang ini.
Menurutnya, kalau sudah tidak ada pengontrolan, saturasi bisa jadi sudah 40 hingga 30. Sementara menunggu dapat rumah sakit dengan durasi waktu yang lama, dapat menyebabkan fatal. Salah satunya kematian.
Lebih lanjut, soal kapan bantuan oksimeter dibagikan, Dinkes Kota Malang belum bisa menjawab. Yang pasti akan didistribusikan secepatnya. Pemkot Malang menargetkan tiap RT mendapat satu alat oksimeter, sehingga nantinya sebagai skrining awal di masing-masing RT.
“Oksimeter ini bantuan dari Juragan 99, Gilang Widya Permana,” pungkasnya kepada SERU.co.id.
Di Gazebo Balaikota Malang, Walikota Malang, Drs H Sutiaji mencoba menggunakan oksimeter tersebut dites ke tangannya. Kadar oksigen dipengecekan pertama menunjukkan 94 persen. Kurang begitu percaya karena biasanya 97, kemudian dicek kembali menunjukkan hasil 96.
Lalu, Sutiaji menawarkan ke salah satu awak media yang pernah isoman. Ketika dites kurang dari satu menit menunjukkan angka 99 persen. Awak media ini menyeletuk, alhamdulilah sehat. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Target Empat Medali Emas, Wali Kota Malang Motivasi Atlet Basket Hadapi Porprov IX Jatim
- Lansia Dilaporkan Hilang Hanyut di Sungai Metro Ditemukan Selamat di Pakisaji
- Bupati Malang Sebut Munas VI APKASI 2025 Wadah Strategis Kuatkan Pembangunan Nasional
- Ratusan Travel Merugi Miliaran Usai Visa Haji Furoda Tak Kunjung Terbit
- Zia Ulhaq Nilai Putusan MK Soal Sekolah Swasta Gratis Dorong Pemerataan Pendidikan