Antri Pemulasaraan Jenazah, Sutiaji: Sabar, Semua Akan Dilayani Rata

Ilustrasi kamar jenazah di RSSA. (jaz) - Antri Pemulasaraan Jenazah, Sutiaji: Sabar, Semua Akan Dilayani Rata
Ilustrasi kamar jenazah di RSSA. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Beredar video viral yang tersebar di berbagai WhatsApp Group (WAG) memprotes penanganan lambat pemulasaraan jenazah di Rumah Sakit Dr Saiful Anwar (RSSA). Pemkot Malang berharap, jika ditemukan adanya pemberian tip, bisa melaporkan pelanggaran tersebut.

Walikota Malang, Drs H Sutiaji menegaskan,
selama ini tidak ada yang namanya memberikan imbalan berupa uang pemulasaran akan dipercepat, dan yang tidak diperlambat. Jika ditemukan, masyarakat diharap melaporkan kepada Pemkot Malang.

Bacaan Lainnya

“Yang penting kalau warga tahu kejadian itu, sertakan bukti, lapor ke kami, pasti kami proses. Semua dilayani sama rata, jenazah kok dipermainkan,” seru Sutiaji, di Gazebo Balaikota Malang, Jum’at (16/7/2021).

Video tersebut berdurasi 2 menit 17 detik yang menunjukkan protes sebuah keluarga, karena jenazah covid-19 di RSSA yang tidak segera diberangkatkan menuju tempat pemakaman. Disitu jenazah belum dimakamkan setelah lebih dari 28 jam.

Sutiaji menambahkan, penumpukan antrian pemakaman jenazah Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah mengaktifkan ketangguhan pemakaman mandiri. Karena jenazah yang masuk di atas pukul 22.00, maka akan diproses pemulasaraan keesokan harinya, tidak bisa malam itu juga.

Ditambah lagi, giliran yang antri tidak hanya satu jenazah yang masih tersisa. Masyarakat diminta sabar, dan mengetahui situasi dan kondisi di lapangan.

“Karena kemarin ada pasien yang meninggal di atas jam 10 malam,” terangnya.

Lebih lanjut, jika memang pihak keluarga tidak sabar untuk segera dikebumikan. Bisa dengan pemakaman sendiri, akan tetapi tetap dengan menggunakan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Sudah ada Standart Operasional Prosedur (SOP) dalam pemakaman mandiri. Bisa dibawa dengan ambulance yang sudah sesuai SOP, lalu dimakamkan oleh masyarakat.

“Kalau tidak salah, kemarin sudah 4 yang melakukan ketangguhan pemakaman mandiri ini,” papar pria asli kelahiran Lamongan ini.

Sejauh ini, relawan pemakaman untuk mempercepat pemakaman sudah menambah empat tim. Selain tenaga baru, juga sebagai antisipasi kewalahan ketika banyak jenazah yang harus dikebumikan hari itu.

Banyak kesulitan atau beberapa faktor yang menghambat, di antaranya jenazah satu dengan satunya saling berjauhan lokasi. Sehingga mobilitas petugas banyak memakan waktu di jalan.

Menurutnya, beberapa keluarga menginginkan jenazah dimakamkan disalah satu yang terdekat. Berbeda sistem yang dipakai di Jabodetabek, membuat satu lokasi besar, menjadi tempat pemakaman khusus Covid-19. Itupun cara penggalian menggunakan alat berat, yaknI buldozer.

“Kalau di Jakarta kan terpusat satu lokasi saja, sehingga cepat. Tapi disini kendalanya masyarakat masih ingin jenazah dimakamkan dekat keluarga dan sebagainya,” pungkasnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait