Malang, SERU.co.id – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang mengaku Daerah Aliran Sungai (DAS) rawan memanjang di tengah kota. Seyogyanya rumah-rumah yang berada di bantaran DAS mewaspadai rawan bencana.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Hadi Santoso menjelaskan, sungai yang berada di Kota Malang yang memanjang rawan bencana, baik banjir maupun tanah longsor.
“Mulai dari Unmuh sampai Gadang yang paling rawan, karena sungai di Malang ini bentuknya palung. Diatasnya kelihatan air segitu, sebenarnya palung besar, makanya hati-hati,” seru Hadi Santoso, di Hotel Aria, Rabu (23/6/2021).
Dalam acara ‘Sosialisasi Standart Teknis Penyediaan dan Rehabilitasi Rumah di Kawasan Terdampak Bencana’ oleh DPUPRPKP. Menurutnya, tujuan utama kegiatan tersebut memberikan edukasi pemahaman kepada pihak terkait.
“Kita ingin memberikan sosialisasi pertama hari ini kepada perangkat daerah dan sukarelawan terhadap bencana. Bagaimana menangani rumah pasca bencana,” beber Soni, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, permasalahan yang sering terjadi adalah rumah yang terkena bencana. Rumah-rumah yang diprediksi terkena bencana agar bisa menjadi panduan. Guna meminimalisir terjadinya korban, yaitu pemilik rumah.
“Rumah-rumah yang diprediksi terkena bencana ini kami sosialisasikan agar nanti menjadi panduan masyarakat. Bahwa tidak sesulit yang mereka pikirkan,” terangnya.
Pihaknya menuturkan, secara teknis akan disampaikan oleh tim ahli. Budget yang dikeluarkan untuk mendesain rumah tahan bencana, misalnya gempa bumi maupun banjir.
“Nanti secara teknis akan dijelaskan oleh Pak Sugeng dari UB. Saya yakin materialnya juga tidak mahal kok, cuma benar, harus tepat guna dan tepat sasaran,” paparnya.
Selanjutnya akan disosialisasikan kerjasama langsung dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Karena sejauh ini masih sendiri-sendiri.
Sementara itu, Walikota Malang, Drs H Sutiaji membenarkan, Kota Malang termasuk daerah rawan bencana. Perlu adanya sosialisasi standarisasi bangunan-bangunan yang tahan bencana. Pemkot Malang akan melakukan rehabilitasi ketika ada rumah yang roboh sesuai standart.
“Bangunan-bangunan yang berada di wilayah-wilayah rawan bencana memang masih kita inventarisir,” jelas Sutiaji.
Menurutnya, potensi bencana ada beberapa, yaitu banjir, tanah longsor, cuaca ektrim, pohon tumbang, serta gempa bumi. Kewaspadaan perlu ditingkatkan melalui peringatan dini tanggap bencana.
“Karena di Kota Malang ada 5 potensi bencana,” tandasnya, sembari berlalu meninggalkan awak media tanpa merinci potensi tersebut. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Tingkat Hunian Hotel Kota Malang Capai 47 Persen, Diyakini Melonjak Lewat Program 1.000 Event
- Tangis Keluarga Korban Nelayan Hilang Pecah Saat Mbak Ulfi Kunjungi Posko Tim SAR Gabungan