Munculnya Klaster Bandulan Usai Takziah ke Bangkalan

Kadinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan kronologi klaster baru Bandulan. (jaz) - Munculnya Klaster Bandulan Usai Takziah ke Bangkalan - Satu meninggal dari tujuh orang positif
Kadinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan kronologi klaster baru Bandulan. (jaz)
Satu meninggal dari tujuh orang positif

Malang, SERU.co.id – Terjadi penambahan klaster baru wilayah Bandulan Kota Malang, diduga berasal dari kunjungan takziah di Bangkalan. Hingga menyebabkan total sementara tujuh orang terkonformasi positif, satu diantaranya meninggal dunia, warga Jalan Bandulan Gang 1 F, RT 5 RW 4, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan, klaster baru di Kelurahan Bandulan tersebut diduga berasal dari keluarga besar usai kunjungan ke Bangkalan.

Bacaan Lainnya

“(Kasus di) Bandulan itu kasus klaster, setelah takziah ke Bangkalan. Kebetulan kerabatnya meninggal disana,” seru dr Husnul Muarif di Mini Block Office, Selasa (22/6/2021).

Dengan penambahan klaster Bandulan ini, menjadikan total 5 klaster baru sejak Mei 2021. Dimana sebelumnya ada tiga kasus klaster baru di Kota Malang. Yakni kawasan Perumahan Permata Hijau dan Bukit Hijau, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang; wilayah Lowokdoro Gang IV, Kecamatan Sukun, Kota Malangb dan Jl Tretes Selatan, RW 05, Kelurahan Rampal Celaket, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Selanjutnya bertambah dua klaster, yakni Jl Jaksa Agung Suprapto Gang 3, RW 1 Kelurahan Rampal Celaket, Kota Malang; dan Jalan Bandulan Gang 1 F, RT 5 RW 4, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Sehingga total ada 5 klaster baru kasus Covid-19

Pihaknya menjelaskan, kronologi awal klaster Bandulan, berawal puluhan orang keluarga besar melawat ke Bangkalan Madura, karena ada kerabat yang meninggal. Sebagian pulang, dan sebagian masih menunggu hingga tujuh hari pasca kematian. Keluarga yang sudah kembali ke Malang menjemput sisa keluarga di Bangkalan.

Karena ada urusan, salah satu mendiang kemudian pergi ke Jakarta dan kembali ke Malang, tak dinyana jatuh sakit. Karena masuk dalam pronalis, mendiang periksa ke Puskesmas kontrol hipertensi dan diabetes melitus. Setelah tiga hari merasa sakit, diperiksa RS Panti Nirmala RS dan dirawat inap.

“Dapat tiga hari dua malam, kemudian meninggal dengan hasil swab positif,” beber dr Husnul, sapaan akrabnya.

Langkah cepat Dinkes, mengecek keluarga besar sejumlah sembilan orang. Hasil swab menunjukkan terkonfirmasi positif, langsung dibawa ke rumah sakit rujukan.

“Enam orang hasil swab antigennya positif, sudah kita pindah ke RS Lapangan,” ungkapnya.

Tidak berhenti disitu, selanjutnya mentracing orang sekitar yang ikut bepergian dan kontak erat dengan tujuh orang tersebut. Langsung menjadwalkan untuk swab antigen kepada 33 orang.

“Hari kemarin, sekitar jam 09.30 di RW IV dari 33 orang semuanya negatif tes antigen,” ujar Jubir Covid-19 Kota Malang ini.

Sementara untuk jenis virus varian baru, pihaknya masih belum bisa mendeteksi. Sejauh ini, tim ahli masih menganalisis secara klinis dan secara laboratorium belum terdeteksi. Karena di Malang sendiri belum ada laboratorium yang bisa mendeteksi, hanya ada di Laboratorium Universitas Negeri Airlangga (Unair) Surabaya.

“Kalau memang ada indikasi, pasti nanti dilakukan lebih lanjut mengetahui adanya varian baru atau tidak,” terangnya.

Menurut dr Husnul, Kota Malang sudah masuk zona orange secara regional. Namun zona di wilayah RT sebagian besar masih hijau. Karena ada penambahan beberapa kasus di wilayah, sehingga masuk zona orange.

Terkait penambahan, pihaknya tidak bisa menampik, jumlah kasus mengalami fluktuatif. Akan tetapi, jauh lebih penting mengedukasi masyarakat agar tetap berdisiplin berprotokol kesehatan (prokes) daripada terpaku pada angka.

“Bagaimana upaya kita bisa fokus mengantisipasi dan meminimalisir potensi penyebaran. Jangan terfokus pada angka penambahan kasus,” pungkasnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait