Pemkot Malang Edukasi Pra Nikah Kalangan Millenial

Walikota Malang berikan penjelasan soal Pra Nikah kepada peserta. (jaz) - Pemkot Malang Edukasi Pra Nikah Kalangan Millenial
Walikota Malang berikan penjelasan soal Pra Nikah kepada peserta. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Untuk mengedukasi kalangan millenial, Pemkot Malang memfasilitasi ‘Pembinaan Keluarga Sakinah Bagi Usia Pra Nikah’. Diikuti 80 orang dari berbagai perwakilan organisasi, khususnya kalangan milenial.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Kota Malang, Drs R Achmad Mabrur mengatakan, pemerintah mempunyai peran ikut serta dalam menciptakan keluarga sakinah. Supaya permasalahan perceraian diminimalisir di kalangan millenial.

Bacaan Lainnya

“Kita punya peran untuk membangun keluarga sakinah. Melihat problematika di masyarakat, ada perceraian bagaimana meminimalisir hal ini. Tentunya dengan pola-pola seperti ini,” seru Achmad Mabrur, di Hotel Sahid Montana, Senin (14/6/2021).

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Kota Malang, Drs R Achmad Mabrur. (jaz) - Pemkot Malang Edukasi Pra Nikah Kalangan Millenial
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Kota Malang, Drs R Achmad Mabrur. (jaz)

Pihaknya menjelaskan, jumlah antara perkawinan yang ada dan terfasilitasi oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang hanya kisaran 500 pasangan. Jauh dari jumlah perkawinan sekitar 5.400 di tahun 2020.

Selebihnya, kegiatan pembinaan mandiri melalui majelis taklim yang ada, baik oleh masyarakat sendiri melalui organisasi. Pihaknya mensupport agar pemahaman meluas, dan tidak hanya berhenti pada peserta, namun harus berlanjut.

“Mereka bisa menyebarluaskan dan mengedukasi masyarakat yang lain,” beber Mabrur, sapaan akrabnya.

Terkait jumlah perceraian di Kota Malang, pihaknya belum mengetahui detail. Sehingga diarahkan untuk langsung menghubungi Kemenag Kota Malang, selaku yang menangani perkara tersebut.

“Kita tidak tahu, konfirmasi ke Kemenag,” pungkasnya.

Sementara, Walikota Malang, Drs H Sutiaji menuturkan, proses pernikahan tidak hanya sekadar menyalurkan biologis. Namun kedepan, mempunyai keturunan dan ikut membesarkan anak sebagai amanah titipan dari Tuhan.

“Perlu dipahami, proses menikah ini nantinya ada keturunan. Nikahnya enak, ngrumatnya (red, merawat) anak yang sulit,” bebernya.

Diakhir sesi, Sutiaji meminta dua peserta untuk maju kedepan sebagai sampling. Satu laki-laki dan satu perempuan. Masing-masing diberikan dua pilihan soal calon pendamping hidupnya kelak. Jawaban mereka beragam, sementara Walikota Malang mencoba mencomblangkan mereka berdua.

“Ini sampling, tidak boleh coba-coba,” tandasnya.

Dua pemateri didatangkan yaitu dari Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, Drs Moh Rosyad MSi, dan Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr Lailatul Farida MAB. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait