Malang, SERU.co.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur mengunjungi Kampung Budaya Polowijen (KBP) untuk melihat langsung potensi Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).
Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, Dr Ir Daniel Rohi MEng Sc mengatakan, cagar budaya di Jawa Timur ini banyak, termasuk Kota Malang. Harus didorong untuk penggalian informasi, kemudian diajukan sebagai cagar budaya.
“Cagar budaya sebagai objek wisata kami dorong untuk melakukan pendaftaran asesmen kebudayaan. Supaya bisa ditetapkan sebagai cagar budaya,” seru Daniel Rohi, di gubuk KBP, Sabtu (13/3/2021).

Posisi strategis keberadaan kampung wisata memiliki dampak ekonomi yang tak kalah penting. Masyarakat akan semakin rasa memiliki dan mendapatkan manfaat tambahan pendapatan, selain sebagai pariwisata, edukasi, pemeliharaan situs dan budaya.
“Yang paling penting adalah ekonomi bagi masyarakat sekitar sini,” paparnya.
Monitoring usaha pariwisata yang dilakukan kampung-kampung menjadi perhatian DPRD Jatim. Selain potensi strategis, Kota Malang dinilai banyak wisatawan yang berkunjung. Di masa pandemi, pihaknya akan terus memberikan fasilitas agar terus bergeliat.
“Jumlah wisatawan di Kota Malang ini per tahun sekitar 6 juta orang. Artinya per bulan itu sekitar 500 orang,” bebernya.
Ketua Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) Kota Malang, Ki Demang mengatakan, sangat bersyukur atas kunjungan anggota DPRD beserta Dinas terkait di Kota Malang.
“Kunjungan ini fokus pada dua hal, menyangkut soal cagar budaya, dan menyangkut soal pariwisata,” terang Ki Demang, sapaan akrabnya.
Pria Penggagas KBP mengungkapkan, banyak kendala yang dihadapi ODCB. Salah satunya seperti masih dimiliki oleh perorangan, sehingga sulit untuk dikembangkan bersama. Harapannya bisa dimiliki oleh pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan pelestari budaya.
“Kemudian mana yang memungkinkan pemerintah provinsi, kabupaten atau kota yang support objek yang diduga cagar budaya tersebut. Bisa jadi bisa dibeli,” ujarnya.
Turut hadir perwakilan Dinas Pemuda dan Olahraga Pariwisata, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Malang, serta sejumlah aktivis budaya TACB Kota Malang. (ws1/rhd)