Malang, SERU.co.id – Setelah akhir bulan Februari menjalani tes antigen, sekitar 170 penghuni Yayasan Bhakti Luhur di Jalan Raya Dieng, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang terkonfirmasi positif. Terdiri dari 85 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan 85 orang pengasuh.
Kadinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan, sekitar 15 penghuni positif sudah dibawa ke RS Lapangan Idjen Boulevard (LIB) dan satu orang dibawa oleh orang tuanya ke Sidoarjo. Proses tracking dan tracing sudah dilakukan sejak akhir bulan Februari. Kemudian langsung dilakukan swab antigen. Karena menurut keputusan Kemenkes sudah bisa dilakukan diagnosa.
“Dari 500 sekian penghuni Yayasan Bhakti Luhur, dilakukan swab antigen dan yang positif 170. Sekitar 15 penghuni dari pengasuh, mahasiswa PKL, dan ABK langsung dirujuk ke RS Lapangan,” seru dr Husnul Muarif, Selasa (2/3/2021).
Langkah cepat Dinkes langsung memisahkan antara satu dengan yang lain. Artinya bangunan yang ditempati 170 terkonfirmasi positif sudah terlokasi sendiri.
“Sudah dikondisikan supaya dijaga lalu lintas umum disitu. Kemudian pengasuhnya sudah dibekali dengan APD, pengetahuan protokol kesehatan,” imbuh mantan Kepala RSUD Kota Malang ini.
Selanjutnya, Dinkes bekerjasama pihak terkait untuk terus memantau perkembangan pasien. Memperhatikan asupan sampai penerapan protokol kesehatan ketat dalam lokasi yayasan.
“Perubahan sangat tergantung dari satu mobilisasi, karena sudah diisolasi Insya Allah bisa. Kedua asupan, dokter Totok sudah meyakinkan asupannya sudah cukup. Dan ketiga penerapan protokol kesehatan,” bebernya.
Pihaknya memiliki dokter dinas wilayah sebagai kepala wilayah untuk pemantauan di wilayah sekitar. Sebagai pengawasan selama adanya isolasi selama 10 hari kedepan dan dibantu oleh pengasuh Yayasan Bhakti Luhur.
dr Husnul mengatakan, awalnya ada salah seorang yang menderita flu pilek. Bertepatan air conditioner (AC) nya mati. Dalam jangka beberapa hari dimungkinkan menular kepada penghuni lainnya.
Terkait pengamanan dan penanganan, Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata mengatakan, penanganan isolasi diterapkan namun berbeda, melihat kondisi anak tersebut.
“Kita langsung berlakukan isolasi secara khusus. Karena dia difabel, punya kebutuhan khusus, treatmennya juga berbeda. Lalu ruangannya kami pisahkan,” seru Kombes Pol Leonardus Simarmata.
Kapolresta menjelaskan, ruangan untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) ada penanganan khusus yang langsung dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang beserta tim dan pihak puskesmas.
“Mudah-mudahan dengan metode tadi, dijemur, diberikan vitamin, obat, kita harapkan dalam waktu dekat bisa sembuh,” terang Leo, sapaan akrabnya. (ws1/rhd)