Kediri, SERU.co.id – Pasca penutupan jalan yang dilakukan oleh warga desa Manggis membuat gaduh para penambang yang sudah berijin tidak terima akan penutupan jalan, peristiwa tersebut terjadi pada, Rabu (27/1/2021) malam.
Merasa dirugikan dengan adanya truk bermuatan berlebih, warga akhirnya menutup jalan desa. Ijin galian C atas nama Ngaini atau Bedon warga Dawung Nglegok Blitar, yang mendasari penambang merasa geram dan berani untuk menemui warga dan berteriak sudah beratensi.
Diketahui, ke enam penambang, Iwan Bendol, Priyono Mengguk, Agus Gulo, Bedun, Rahman, Erik Kba sudah memberikan atensi ke desa sebesar Rp. 16.700.000 setiap bulan setiap penambang. Hal ini diungkapkan langsung oleh Bedon didepan para warga yang pada saat itu melakukan aksi damai menutup jalan desa.
Katiran selaku Kades Manggis mengatakan, pernyataan Ngaini yang telah memberikan kompensasi ke desa itu jelas tidak benar.
“Dia mengaku memberikan kompensasi melalui perangkat, ya saya kira jelas tidak mungkin hal itu terjadi,” tepis Katiran.
Namun dia membenarkan soal uang Rp 15 juta untuk acara wayang kulit , itupun dua tahun lalu.
“Terkait dengan persoalan ini, yang jelas kami masih menunggu hasil musyawarah antara pengusaha tambang Galian C dengan masyarakat,” jelas Kades Manggis.
Mengenai kompensasi yang telah diberikan ke warga, Ngaini alias Bedon telah memberikan Sembako dengan menyebut belum ada 15 hari yang lalu di 2 dusun, yang berjumlah 400 dan 200 sak beras, sedangkan untuk desa, Bedon juga menyebut untuk pemerintah desa juga sudah memberikannya dalam bentuk kas.
Sementara itu, Suyatno, Korlap aksi damai warga dusun Ngunut Desa Manggis Kec Ngancar Kabupaten Kediri mengatakan, ingin mengetahui bentuk ijin yang dimiliki dari pertambangan dan ingin bertatap muka dengan pihak penambang, yang mana ia mewakili warga ingin menanyakan UKL/UPL nya.
Sementara, Bedon, pemilik tambang galian C saat dikonfirmasi via Whassap nya mengatakan, terkait masalah jalan yang dilalui armada di desa Manggis karena lahan ijin tambangnya masuk desa Sumber Asri Nglegok Blitar.
“Hanya aksesnya melewati wilayah Kabupaten Kediri. Sementara armada yang melewati bukan hanya dari tambang kita saja, aramada truk pasir Bladak seluruhnya juga lewat jalan desa Manggis,” terangnya, Minggu (31/1). (im/mzm)