Malang, SERU.co.id – Berawal dari kawasan kumuh, kini melalui program konservasi sungai di jalan Andalas Tengah Kota Malang berubah menjadi lebih bersih dan indah. Tak hanya bersih, namun lebih bermanfaat bagi masyarakat setempat, khususnya dari segi kebersihan dan kesehatan.
Wali Kota Malang Sutiaji mengapresiasi kebersamaan masyarakat setempat yang mau bergotong royong melakukan konservasi Sungai Andalas Tengah (SAT), yang terletak di RT 4 RW 01, Kelurahan Kasin, Kota Malang.
“Kami mengapresiasi kepedulian masyarakat setempat. Dengan mindset yang terbangun dengan baik. Sadar bahwa sungai merupakan bagian sumber kehidupan, sehingga menjaga sungai ikut menjaga konservasi air,” ungkap Sutiaji.
Sutiaji mencontohkan kampung tematik Kampung Warna-warni Jodipan (KWJ). Karena kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan, KWJ turut menginisiasi lahirnya kampung tematik di sekitarnya, seperti Kampung 3D, Kampung Biru, dan Kampung Putih.
“Semoga semakin hari semakin baik. Sehingga mindset yang terbangun menjadi lebih baik. Karena manfaatnya bisa dinikmati langsung oleh masyarakat,” seru Sutiaji.
Disebutkannya, program konservasi sungai sepanjang 400 meter ini merupakan bagian Program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Rakyat Indonesia (BRI) wilayah Malang sebesar Rp 500 juta. Wali Kota Malang berharap, apa yang dilakukan BRI bisa memantik perusahaan lain untuk turut memberikan CSR, sehingga masyarakat dapat mengambil manfaatnya.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah BRI Malang, Prasetya Sayekti mengatakan, proses pembangunan fisik dalam program konservasi Sungai Andalas Tengah, meliputi pengerukan sedimen dan sampah; pengecatan bibir sungai, pembongkaran taman; renovasi pos; pemasangan tempat sampah, kursi dan lampu taman; taman bermain anak-anak, papan himbauan, dan CCTV.
“Selain pembangunan fisik, kami juga memberikan bantuan motor pengangkut sampah, mesin pencacah sampah, dan program urban farming dalam pengelolaan hidroponik dan budi damber,” ungkap Pras, sapaan akrabnya.

Terkait perawatan, Ketua RW 1 Kasin, Setia Budi Kurniawan mengatakan, pengurus RW akan berkoordinasi dengan Kelurahan Kasin untuk mengaktifkan kembali Karang Taruna sebagai gugus tugas pengelolaan sungai.
“Harapan kami nanti disini akan menjadi tempat wisata edukasi. Ada pendidikan hidroponik, pendidikan nama-nama pohon, wisata lomba mancing, dan lainnya. Sehingga ada keterkaitannya dengan menutup biaya operasional dari pengelolaan sungai,” ucap dosen FEB Unmer ini.
Mengantisipasi oknum yang membuang sampah sembarangan, pihaknya telah memantau dengan 8 titik kamera cctv. Sehingga akan ada sanksi tegas bagi oknum pelaku. Mulai dari peringatan 1 dan 2, hingga sanksi denda Rp 500 ribu. (rhd)
Perlu diklarifikasi betul nggak pekerjaan segitu menghabiskan dana sebesar 500 juta … kok ragu seh akuu