Gresik, SERU.co.id – Sejak covid-19 merebak di Indonesia banyak masyarakat yang mulai kesulitan mengatasi masalah ekonomi, bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-haripun sangat sulit dirasakan.
Hal tersebut juga dialami oleh keluarga atlet yang pernah membawa nama baik kota Gresik.
Riena Apriyani, warga Perumahan Banjarsari Permai, Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik ini tak kuasa menahan tangis di hadapan istri Gus Yani, Ning Nurul saat didatangi di rumah kontrakkannya.
Kepada Ning Nurul, Riena sambil menangis sesenggukan bercerita kalau keluarganya tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah selama pandemi Covid-19.
“Ndak ada bu, yang namanya bantuan dari pemerintah ndak ada. Saya nggak tahu jenis-jenis bantuannya. Tapi yang jelas ndak ada,” ungkap Riena sembari terus menitihkan air mata, Selasa pagi (08/12/2020).
Diceritakan Riena, dirinya sudah pernah menanyakan ke Ketua RT setempat, namun alasan Ketua RT saat itu Riena tidak bisa bisa menjadi penerima manfaat karena Riena berstatus ngontrak. Baik itu Bantuan Sosial Tunai (BST), Jaring Pengaman Sosial (JPS) maupun Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLTDD).
Ironisnya, kata Riena warga di Perumahannya yang terdaftar sebagai penerima manfaat justru orang-orang yang ekonominya menengah ke atas seperti pegawai di perusahaan plat merah.
“Malahan yang dapat banyak orang kerja BUMN. Padahal mereka tiap bulannya tetap digaji kantor,” ujarnya.
Tak hanya itu, suami Riena, Rasit juga kena PHK sejak awal pandemi Covid-19 Maret lalu. Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga, Rasit terpaksa harus merantau ke Kabupaten Banyuwangi untuk bekerja.
“Saking sulitnya cari kerja di kota sendiri, terpaksa suami pindah ke Banyuwangi cari kerja sambil tak bantu di rumah jahit-jahit seadanya. Itupun kalau ada yang pesan jahitan,” kata Riena yang tak henti-hentinya mengusap air mata di pipinya.
Mendengar semua cerita Riena, Ning Nurul terkejut. Apalagi, Riena memiliki anak, Alifa Larasati Ramadhani yang selama ini bertabur prestasi membawa nama harum Kabupaten Gresik di kancah regional maupun nasional.
Laras panggilan akrabnya, merupakan putri pertama dari dua buah hati pasangan Rasit dan Riena. Hampir di sudut-sudut dinding rumah, dipenuhi deretan piagam dan medali yang berhasil diraih laras dari berbagai turnamen sepatu roda.
Dijelaskan Riena, anak perempuannya itu selalu juara dalam setiap lomba. Prestasi terakhir, Laras berhasil menyabet juara 2 ITT 300 meter putri pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur. Selain itu, ia juga juara harapan 2 speed liga 2A sprint 500 meter, di sirkuit sepatu roda Sultan Agung Bantul DIY Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI.
“Sejak SD anak saya yang pertama ini (red: Laras) dapat prestasi terus sampai sekarang dia SMP. Tapi Kartu Indonesia Pintar (KIP) ndak dapat, Kartu Gresik Pintar (KGP) juga gak dapat,” keluhnya.
Kepada Ning Nurul, Riena berharap jika Gus Yani terpilih sebagai Bupati Gresik, agar warga Gresik seperti dirinya yang kurang mampu ini tidak lepas dari perhatian pemerintah setempat. Termasuk lebih memperhatikan para atlet yang bertabur prestasi demi mengharumkan nama Gresik.
“Mudah-mudahan ya Ning Nurul kalau Gus Yani jadi Bupati Gresik, anak saya ini bisa lebih diperhatikan. Karena anak saya berpretasi membawa nama Gresik,” harap Riena kepada anak Kyai Kondang Gus Ali Masyhuri.
Menanggapi keluhan tersebut, Ning Nurul yang tak beranjak dari tempat duduknya itu tak banyak bicara. Dirinya hanya meminta doa supaya suaminya diridhoi Allah menjadi Bupati Gresik. Ning Nurul menjamin, kedepannya tidak ada lagi warga Gresik kurang mampu yang tidak tercover bantuan pemerintah.
“Mohon doanya semoga Niat baik Gus Yani diberi kelancaran dan kemudahan. Setelah Gus Yani dilantik, saya pastikan warga yang memang layak menerima manfaat harus tercover semua. Termasuk anak-anak yang berprestasi itu nanti kami jadikan anak binaan pemerintah daerah nantinya. Sehingga tidak ada lagi yang terbaikan,” kata Ning Nurul sambil berpamitan. (sgg/ono)