Kecelakaan Gerbong Kereta Api Tanpa Lokomotif Kota Lama

Kecelakaan gerbong kereta api tanpa lokomotif yang terjadi di stasiun Kota Lama, hingga saat ini penyebab belum diketahui, dan sedang tahap evaluasi - Gerbong Kereta Api Tabrak Eskavator
Kecelakaan gerbong kereta api tanpa lokomotif yang terjadi di stasiun Kota Lama, hingga saat ini penyebab belum diketahui, dan sedang tahap evaluasi. (ist)
Diduga Kelalaian Beberapa Elemen Melaksanakan SOP

Malang, SERU.co.id – Kecelakaan gerbong kereta api tanpa lokomotif yang terjadi di stasiun Kota Lama, hingga saat ini penyebab belum diketahui, dan sedang tahap evaluasi. Berdasarkan penjelasan Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto, ketika ditemui ketika melakukan pemantauan evakuasi gerbong kereta api dilokasi kejadian. Untuk saat ini masih melakukan pendataan terkait penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.

“Untuk evaluasi saat ini masih dalam pendataan, kami masih menunggu hasil dari penyelidikan,” ungkapnya saat diwawancarai awak media, Kamis (19/11/2020).

Bacaan Lainnya

Namun hal ini mendapat komentar dari salah satu pengamat kereta api di Malang, Tjahjana Indra Kusuma bahwa dalam kejadian ini, diduga memiliki hubungan terkait elevasi antara stasiun Kota Baru dengan stasiun Kota Lama.

“Di stasiun Kota Baru 444 mdpl sedangkan stasiun kota lama 429, dengan jarak antara dua stasiun itu sekitar 2,1 KM sehingga ada selisi sekitar 15 meter,” ujarnya.

Sehingga Indra mengungkapkan jika tidak dilakukan pengamanan secara ketat, sangat rawan untuk kereta meluncur bebas, seperti kejadian, gerbong tanpa lokomotif tersebut meluncur bebas dan menerjang ekskavator yang ada di stasiun kota lama.

“kalau kita kurang hati- hati memarkir lokomotif, yang tidak tertambat, akan terjadi kecelakaan. Ini mungkin salah satu ujungnya sudah ada diturunan, jadi kena senggol sedikit langsung narik,” tegasnya.

Indra menambahkan jika berdasarkan pengamatannya, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan  kecelakaan tersebut bisa terjadi salah satunya disebabkan oleh kelalaian petugas.

“Ini konteksnya, berhubungan dengan kelalaian melaksanakan SOP. Tentu bisa melibatkan banyak elemen, bisa pengatur, pemimpin perjalanan KA, kedua juru langsir, ketiga juru rem dan rangkai, keempat pengawas perusahaan kereta, dan kelima pengawas rangkaian jalur rel,” tuturnya.

Sehingga Indra berpesan agar nantinya PT KAI bisa melakukan evaluasi dan meningkatkan kewaspadaan dalam melaksanakan SOP kedepannya. Karena untuk karakteristik elevasi di dua stasiun ini berbeda.

“Pemahaman dan tertib SOP ini harus dilakukan oleh lima elemen untuk selalu dilakukan dan dilaksanakan dengan tepat. Nggak boleh nggampangkan,” tutupnya. (gab/red)

disclaimer

Pos terkait