Potensi Bisnis Hobi Tren di Masa Pandemi

Bisnis hobi online jadi peluang di masa pandemi - Potensi Bisnis Hobi Tren di Masa Pandemi
Bisnis hobi online jadi peluang di masa pandemi. (ist)

Yogyakarta, SERU.co.id – Peraturan work from home (WFH) dan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi, membuat aktivitas kerja, belajar, dan beristirahat berpusat di rumah. Secara psikologis, kebijakan ini membuat orang merasakan kejenuhan, stres, hingga tidak mampu mengelola emosinya dengan baik.

Alih-alih menghilangkan stres, beberapa orang mencoba berkreasi melalui hobi, sebagai bentuk stress coping mechanism (mekanisme pengelolaan stres). Pasalnya, hobi dipercaya dapat menjaga kesehatan mental di masa pandemi. Seperti memasak, kerajinan tangan, berkebun, bermain dengan hewan peliharaan, menjadi hal yang lebih sering dilakukan saat ini.

Bacaan Lainnya

“Di Indonesia, hobi seperti bersepeda, mengoleksi tanaman hias dan mendekorasi rumah kian diminati. Salah satu start-up agri teknologi di Indonesia, melaporkan kenaikan sebesar 20,000 pengguna selama pandemi. Saat pandemi, bisnis produk berbasis hobi mendominasi. Sekaligus jawaban tantangan ekonomi di sektor mikro dan makro,” ungkap Ayunda Zikrina, Head of Brand & Market Development Niagahoster.

Peluang yang hadir ini harus dimanfaatkan agar tidak hanya menjadi tren yang cepat berlalu. Pemilik bisnis produk hobi wajib merencanakan ulang strategi pemasaran dan penjangkauan pelanggan, agar mendapatkan keuntungan maksimal.

“Para pemilik bisnis harus meninjau kembali keunikan produk dan kanal-kanal promosi yang digunakan. Pastikan proses promosi menarik, sesuai kebutuhan dan tren di masa pandemi. Dengan begitu, bisnis Anda akan lebih dikenal orang,” imbuh Ayunda Zikrina.

Bisnis hobi tanaman cukup menjanjikan
Bisnis hobi tanaman cukup menjanjikan. (ist)

Co-Founder Tanaman Mart, Ceppy Indra Bestari, mengatakan, pertumbuhan omzet tanaman buah “Tanaman Mart” asal Cikarang, Bekasi naik sebesar 57% di masa pandemi hingga bulan Oktober 2020. Selain tren hobi berkebun di tengah masyarakat urban, proses inovasi dan campaign produk cukup getol dilakukan oleh Tanaman Mart.

“Peluang ini tidak boleh dilewatkan. Beberapa produk baru, seperti kelengkeng merah, pohon mangga lima jenis, kami promosikan khusus dan luncurkan selama pandemi,” ucap Ceppy.

Karena interaksi tatap muka dibatasi, memaksimalkan pemasaran secara digital masih sangat relevan dilakukan. Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat adanya kenaikan transaksi digital sebesar 25% selama pandemi.

“Orang menggunakan handphone dan browsing lebih lama saat pandemi, karena mau ngapain kalau di rumah. Kami memanfaatkan itu dengan selalu hadir di mesin pencari. Kalau mereka searching tentang berkebun, cari bibit tanaman buah, toko online kami akan muncul,” seru Ceppy.

Ceppy mengungkapkan, saat ini penting bagi pemilik bisnis berbasis hobi untuk berinvestasi memiliki laman online, website. Selain dapat menampilkan katalog foto dan harga yang lengkap, pelanggan juga akan lebih mudah menemukan toko online saat Google-ing. (rhd)

disclaimer

Pos terkait