Terinspirasi Cafe Sawah Pujon, Kini Omzet Kampung Flory 400 Juta

cropped IMG 20190825 134659 1 1
cropped IMG 20190825 134659 1 1

• Pelatihan Wartawan Rekanan Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Jawa Timur

Yogyakarta, SERU

Bacaan Lainnya

Mengaku terinspirasi Cafe Sawah Pujon, Kabupaten Malang, Sudi Hartono menggagas Kampung Flory, di Tridadi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebelum menjadi desa binaan Bank Indonesia, jatuh bangun dia rasakan bersama masyarakat setempat dalam mewujudkan konsep kota hijau di DIY. Namun, kini ikon Kampung Flory Jogja terkenal gaungnya se-antero Nusantara, dan berpendapatan Rp 300-400 juta per bulan.

“Ide awalnya konsep kota hijau di DIY. Saya mengajak anak muda agar tertarik bidang pertanian, dengan memanfaatkan lahan desa. Sebelumnya, lahan desa sering disewa atau dibeli investor untuk lahan perumahan, dan lainnya. Tantangannya cukup berat, yaitu mengubah image masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja. Melalui 20 anggota kelompok Taruna Tani Flory, yang dikukuhkan 26 Feb 2015, dan berbadan hukum 10 Oktober 2015, sekarang kami bisa seperti ini,” ungkap Tono, sapan akrab Sudi Hartono, kepada ratusan wartawan ekonomi se-Jatim, dalam Pelatihan Wartawan Rekanan Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Jawa Timur di Kampung Flory, Jumat (23/8/2019).

Green House Kampung Flory dari Bank Indonesia. (Rhd)

Dengan mendapat bantuan tanaman beberapa ratus bibit dari beberapa pihak, termasuk dari Bank Indonesia, dalam perjalanannya bibit-bibit tersebut akhirnya berkembang jadi ribuan pohon. “Yang tersulit adalah modal. Semua anggota berupaya. Dan salah satunya, kami mendapatkan modal bantuan berupa bibit tanaman. Dari kelompok Taruna Tani Flory (induk), kami tumbuh dan berkembang sebagai cikal 4 jenis badan usaha dari Kampung Flory, yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari 4,5 hektar. Diantaranya Pokdarwis Dewi Flory, Kuliner Bali nDeso dan Puri Mataram, serta Bumdes,” papar Tono.

Kampung Flory mengusung target menjadi destinasi wisata unggulan nasional; meningkatkan kualitas alam dan lingkungan, SDM, sosial budaya dan ekonomi masyarakat; menginspirasi masyarakat berwirausaha mandiri dan menciptakan lapangan kerja bagi lulusan SMA/SMK; supplier tanaman hias atau dekorasi; dan wahana outbond berkarakter terbaik di DIY. “Kampung Flory kini berhasil menyediakan beragam wahana, seperti pusat budidaya tanaman hias (green house), agro buah, outbond Dewi Flory, wahana air, pusat kuliner (Iwak Kalen, Bali nDeso, Kopi Receh), pasar ndelik, omah souvernir, jembatan goyang, taman kelinci, terapi ikan, tangkap ikan, seluncur air, homestay, taman dolanan anak, dan lainnya,” beber Tono.

Sebagian wartawan ekonomi dalam Pelatihan Wartawan Rekanan Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Jawa Timur di Kampung Flory. (rhd)

Disebutkan Tono, saat ini jumlah tamu yang berkunjung lebih dari 3.000 orang per bulan. Tertinggi saat weekend. Dengan memaksimalkan SDM desa setempat, maka semakin menguatkan rasa kebersamaan dalam mengembangkan Kampung Flory. “Agar dirasakan bersama, kami menggunakan sistem penggajian 15-20 persen dari keuntungan, 30 persen untuk pembangunan, 10 persen untuk sosial desa, dan sisanya disimpan untuk SHU. Jadi semakin banyak masyarakat yang berkunjung, maka pendapatan tiap orang juga meningkat,” tandas Tono.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur, Difi A Johansyah menyebut, desa wisata ini dapat dijadikan percontohan untuk diaplikasikan di Jawa Timur. Saat ini, BI sudah melakukan pembinaan desa wisata di Kabupaten Mojokerto, di Desa Brajang, Kecamatan Trawas. “Ini bisa jadi role model untuk dikembangkan di Jatim yang memiliki banyak potensi daerah. Ada yang sudah berhasil kita terapkan, di Trawas,” tuturnya.

Difi berharap, akan semakin banyak pemuda Jawa Timur yang sadar akan potensi desa untuk dikelola secara mandiri. Selain pertanian, juga bisa melalui penjualan produk-produk. “Keindahan pemandangan juga memiliki daya tarik bagi wisatawan. Nah itulah yang coba ditangkap disini. Oleh karena itulah, BI masuk dan buat sinergi dengan Desa Flory ini. Harapan kami pemuda-pemuda di Jawa Timur bisa menerapkan ini dan kalau perlu bisa magang disini,” tandas Difi. (rhd)

Pos terkait