Kemendikbud Terjunkan Mahasiswa Bantu Gerakan Mengajar dari Rumah

Mendikbud Nadiem Makarim - Kemendikbud Terjunkan Mahasiswa Bantu Gerakan Mengajar dari Rumah
Mendikbud Nadiem Makarim. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Dalam masa pandemi covid-19 yang belum usai, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengerahkan 750 relawan dari mahasiswa untuk membantu program belajar rumah. Program ini diharapkan dapat meringankan beban guru dan orang tua dalam menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Adapun, Gerakan Mengajar Dari Rumah (MDR) ini diinisiasi oleh mahasiswa dan alumni program beasiswa bidikmisi. Program ini merupakan angkatan yang kedua. Para relawan mahasiswa nantinya akan diterjunkan untuk mengajar di lingkungan terkecil, yaitu RT/RW, kampung, dan desa. Program akan berlangsung mulai 18 Oktober hingga 17 November 2020.

“Dari 3.803 pendaftar, telah dipilih 750 relawan muda yang akan bertugas pada program mengajar dari rumah angkatan kedua, yang akan berlangsung pada 18 Oktober sampai 17 November 2020,” ucap Nadiem.

Para relawan ini, akan mengajar dalam berbagai jenjang pendidikan, yaitu PAUD, TK, SD/MI, dan SMP/MTs. Lokasi belajar nantinya dapat ditempatkan di rumah atau tempat strategis lainnya. Tentunya, jumlah peserta harus terbatas dan menerapkan protokol kesehatan.

“Kalian sukarela meringankan beban para murid, guru, dan orang tua dengan memastikan pembelajaran tetap berlangsung walaupun sedang pandemi. Saya dapat laporan, banyak relawan angkatan pertama yang ingin melanjutkan darmabaktinya di angkatan kedua ini. Saya mendukung,” kata Nadiem, Sabtu (17/10/2020).

Selain membantu para siswa belajar, relawan-relawan ini diminta untuk menyebarkan pesan penerapan protokol kesehatan 3M yang dititipkan oleh Satgas Penanganan Covid-19. Ketua Satgas Penanganan covid-19, Doni Monardo mengatakan, sebanyak 17% masyarakat Indonesia merasa tidak akan terpapar corona.

Doni berharap, dengan pemberian edukasi kepada masyarakat, angka tersebut dapat menurun. Ia bahkan memaparkan angka kematian akibat covid-19 yang menunjukkan jika virus ini adalah nyata dan bukan rekayasa semata.

“Kita semua, termasuk kalian mahasiswa relawan, harus menjelaskan kepada masyarakat bahwa COVID-19 nyata, bukan rekayasa, bukan konspirasi. Secara global, korban jiwa sudah 1 juta orang dan yang terpapar 37 juta orang. Di Indonesia, sudah 360 ribu orang lebih terpapar, dan saudara-saudara kita yang wafat sudah mencapai 12 ribu orang. Ini angka yang besar, walaupun yang sembuh juga makin banyak, hampir 275 ribu orang,” papar Doni. (hma/rhd)

disclaimer

Pos terkait