Prof Erani Ajak Maba Terlibat Pembangunan SDM di Era Digital

cropped IMG 9974 1 1
cropped IMG 9974 1 1

Kota Malang, SERU

Diprediksi pada 5 lima tahun mendatang, yakni 2020-2025 merupakan puncak demografi terkait usia produktif, namun menginjak 2035 mulai menurun. Artinya, peluang terbesar lompatan pembangunan yaitu terjadi lima tahun ke depan.
Untuk itu, SDM Indonesia harus dipersiapkan sebaik mungkin. Pasalnya, bonus demografi bukan hanya milik Indonesia, namun juga negara lainnya. Sehingga Indonesia harus siap bersaing.

Bacaan Lainnya

Hal ini diungkapkan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Prof Dr Ahmad Erani Yustika, saat memotivasi 2.500 mahasiswa baru dan lama dalam kuliah perdana mahasiswa S1/S2/S3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FE UB) Tahun akademik 2019/2020, bertemakan “Bonus Demografi dan Pembangunan Ekonomi Lokal di Era Digital”, di Samantha Krida UB, Senin (19/8/2019).

“Siap atau tidaknya bonus demografi bisa dilihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari indikator Pendapatan, Kesehatan dan Pendidikan. Dan IPM semua propinsi di Indonesia diatas 70, artinya sangat besar kemungkinan bonus demografi terjadi. Sebagai mahasiswa baru, ayo segera ambil bagian membangun SDM berkualitas,” jelas Ketua IKA UB periode periode 2019-2023 ini.

Sementara, dalam kacamata revolusi industri 4.0, Indonesia memiliki potensi, platform, dan dampak ekonomi digital. Peran Pemerintah dalam kerangka ekonomi digital dibutuhkan melalui regulasi kebijakan. Pemerintah mendorong percepatan teknologi, informasi dan komunikasi melalui pembangunan infrastruktur (Palapa Ring) bekerja sama dengan PT Telkom dan pemerintah daerah. 

IMG 20190819 092742 1
Para mahasiswa S1, S2 dan S3, menyimak pemaparan Prof Erani. (rhd)

“Target 2019 sebanyak 514 kabupaten/kota di Indonesia memiliki jaringan fibre optic untuk akses internet. Pemerintah menyediakan akses board brand di tempat publik, seperti sekolah, kantor pemerintah, terminal, BLK, puskesmas dan tempat umum lainnya, yang sekarang telah mencapai 4.111 site. Penyediaan BTS di daerah blank spot, terutama di daerah terpencil, agar bisa akses telekomunikasi seluler,” papar salah satu guru besar FEB UB ini.

Disebutkan Erani, beberapa tahun terakhir bermunculan desa yang berinovasi memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Beberapa desa memanfaatkan potensi alam untuk bertransformasi menjadi desa wisata. “Salah satunya, Desa wisata Pujon Kidul, Malang, Jatim, yang memanfaatkan lahan pertanian sebagai desa wisata, agar dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar. Tak ketinggalan pemanfaatan teknologi seperti medsos untuk memviralkan spot foto, aplikasi Fintech untuk mempermudah pembayaran, dan lainnya,” terang mantan Dirjen Pengembangan Kawasan Pedesaan (PKP) Kemendes PDTT ini.

Sementara itu, kuliah perdana mahasiswa S1/S2/S3 FE UB merupakan agenda rutin tahunan sebagai awal perkuliahan, terutama bagi 1.070 maba S1, 311 maba S2 dan S3, dan ribuan mahasiswa lama. Dengan menghadirkan Prof Erani sebagai bagian almamater FEB UB, diharapkan mahasiswa memiliki wawasan pengelolaan bisnis ke depan secara profesional. “Beliau telah menunjukkan kiprah nasional di usia yang sangat muda. Tak hanya sebagai guru besar termuda, namun juga pejabat negara. Pola pikir terbuka, berani bermimpi dan berinovasi harus dimiliki mahasiswa. Sehingga mahasiswa menjadi manusia pembelajar penuh semangat dengan bekal skill life,” jelas Dekan FEB UB, Drs Nurkholis MBus(Acc) Ak PhD, didampingi Wakil Dekan III FEB UB Dr M Khusaini, SE, MSi, MA. (rhd)

disclaimer

Pos terkait