Jaga Budaya, Senapati Nusantara Dan Paguyuban Tosan Aji Gelar Pameran Keris

IMG 20190817 WA0017
IMG 20190817 WA0017

Kediri SERU – Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mendapatkan penghargaan sebagai Sahabat Senapati Nusantara dari Sekjen Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara (Senapati Nusantara) Hasto Kristiyanto. Penghargaan ini diberikan kepada Walikota Kediri oleh Wasekjen Senapati Nusantara Nurjianto, dalam pembukaan Pameran Tosan Aji dan Keris Panjalu Jayati di Halaman Kediri Town Square, yang  berlangsung 16-18 Agustus 2019. Penghargaan ini diberikan lantaran Walikota Kediri memiliki kepedulian dan ambil bagian dalam pelestarian seni tosan aji.

Untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia, Pemerintah Kota Kediri bersama Paguyuban Tosan Aji menggelar pameran keris setiap tahunnya. Kegiatan pameran ini, sekaligus memperingati Hari Jadi Kota Kediri ke-1140. Terdapat 300 keris peninggalan abad ke-8 hingga abad ke-19 yang dipamerkan. 

Selain pameran keris, juga ada pameran lukisan dan produk UMKM Kota Kediri. Ada pula launching buku saku tentang keris yang ditulis oleh Tim Litbang Senapati Nusantara.

Dalam sambutannya, Abdullah Abu Bakar mengungkapkan, keris yang dipamerkan disini bukanlah keris yang mistis dan memiliki nilai magis. Tetapi, pameran ini menyampaikan pesan bahwa keris adalah senjata yang benar-benar dimiliki oleh Bangsa Indonesia. 

“Saya pernah melihat keris ini ada di Kansas yang membawa adalah orang Indian yang keturunan orang Asia. Disitu, saya melihat keris ini bisa diakui oleh siapapun karena kerajaan di Indonesia ini sangat besar. Sehingga kita perlu melestarikan keris ini,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Mas Abu itu juga mengungkapkan, keris mempunyai makna sendiri-sendiri. Misalnya, pada besinya memiliki makna dan pegangannya pun juga memiliki makna. “Karena warisan leluhur jadi semua keris ada harapan di dalamnya,” jelasnya.

Mas Abu juga menambahkan, keris diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity .

 “Benar-benar ini sebuah karya yang luar biasa namun sempat hampir punah. Alhamdulillah, saya dibantu teman-teman keris yang ada di Kota Kediri untuk paling tidak keris ini tidak diakui negara lain. Sehingga generasi penerus kita akan tahu bahwa keris ada maknanya tersendiri,” urainya.

Terakhir, Walikota Kediri berharap, kegiatan pameran ini bisa menjadi edukasi yang baik bagi masyarakat. Sehingga, generasi penerus akan tahu bahwa dalam suatu karya memiliki cipta rasa yang luar biasa. Seperti halnya, dalam goresan-goresan lukisan  para seniman juga berbeda dan ada maknanya. 

“Kota Kediri ini kotanya kecil dan butuh sentuhan seni. Mudah-mudahan seniman-seniman bisa terangkat dan berkolaborasi dengan masyarakat kota kediri. Alhamdulillah, saat ini banyak sekali seniman-seniman yang membantu masyarakat Kota Kediri berbenah di kampungnya. Ada yang membantu melukis tiga dimensi dan melukis edukasi anak. Sehingga kampung di Kota Kediri jadi kampung layak anak,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Tosan Aji dan Keris Panji Joyoboyo Kediri Imam Mubarok mengatakan, pada pameran kali ini mengambil tema Panjalu Jayati yang memiliki arti Kediri Menang. Prasati tersebut ditulis tahun 1135 yang merupakan penyatuan Jenggala dan Panjalu oleh Prabu Jayabaya. 

“Jadi, Panjalu Hayati merupakan peringatan tolok ukur betapa pentingnya persatuan dan kesatuan. Saya berharap, keris yang diakui oleh UNESCO tanggal 25 November 2005, bisa jadi tolok ukur bahwa keberhasilan kebudayaan itu menjadi hal penting dalam peradaban yang ada,” ujarnya.

Untuk diketahui, hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi, Komandan Kodim 0809 Letkol Kav Dwi Agung, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Enny Endarjati, Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, serta pemerhati dan trader keris dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Senapati Nusantara.(bud/syn)

Pos terkait