Pria di Pakis Ditemukan Meninggal di Atas Plafon Rumah

Pria di Pakis Ditemukan Meninggal di Atas Plafon Rumah
Proses evakuasi pria di Kecamatan Pakis yang gantung diri di atas plafon.(Ist)

Malang, SERU.co.id – Merasa tidak mampu menanggung beban hidup, JH (45), warga Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang memilih mengakhiri hidupnya di atas plafon rumah. Saat ditemukan, kondisi korban sudah dalam keadaan membengkak dan beraroma tidak sedap, Selasa (26/8/2025) pagi.

Kapolsek Pakis, AKP Suyanto membeberkan, sebelum ditemukan meninggal dunia, ayah JH menemukan sebuah tetesan darah berasal dari atas plafon ruang tamunya. Selain itu, rumahnya juga tercium bau yang tidak sedap, awalnya ia mengirim aroma itu merupakan bangai hewan yang mati di rumah tersebut.

“Saksi (Ayah korban) mengira itu adalah bangkai tikus. Mengetahui hal tersebut, saksi kemudian memberitahu dua anak menantunya untuk mengecek dan memastikan terkait hal tersebut,” seru Suyanto, saat dikonfirmasi SERU.co.id.

Dua laki-laki tersebut kemudian berusaha memeriksa sumber tetesan darah dan berusaha melubanginya untuk memastikan sumber bau tersebut. Mereka menggunakan gergaji untuk melubanginya, setelah berhasil dijebol terlihat sebuah kaki manusia.

“Saksi melihat kak korban, melihat hal tersebut saksi kemudian menghubungi petugas Polsek Pakis untuk menindaklanjuti kejadian tersebut,” jelasnya.

Dikatakan Suyanto, dari hasil olah TKP, pihaknya menemukan ada seorang laki-laki diduga meninggal dunia di atas plafon. Kemudian dilakukan proses evakuasi terhadap jenazah korban untuk di bawa ke RSSA Kota Malang, untuk dilakukan Visum Luar.

Dari penuturan keluarga korban, di hari Sabtu (24/8) pagi saksi mengetahui bahwa korban tidur di kamar. Kemudian pada pukul 15.00 WIB, saksi yang hendak membangunkan korban yang pada saat itu tertidur untuk disuruh makan. Namun pada saat itu saksi melihat bahwa yang tertidur itu adalah bantal yang ditata dan ditutupi selimut.

“Mengetahui hal tersebut para saksi berusaha mencari keberadaan korban di sekitar rumah,” ungkapnya.

“Korban sudah pernah melakukan upaya bunuh diri namun selalu bisa digagalkan oleh keluarga korban. Korban pernah bercerita, mengeluh karena beban yang berat dan tidak mempunyai pekerjaan dan harus menghidupi anak istri,” imbuh Suyanto.

Suyanto menambahkan sebelum melakukan upaya bunuh diri, korban sempat menuliskan pesan yang ditulis di tembok kamar dengan kata-kata. Yakni ‘Sepuntene nggih pak (Mohon maaf ya pak),’ dan ‘Aku kudu ikhlas, sepurane Kabeh boloku (Aku harus ikhlas, mohon maaf semua saudaraku),’.

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga korban menerima dengan ikhlas atas meninggalnya korban. Serta sudah membuat surat pernyataan untuk tidak menuntut pihak manapun atas kejadian tersebut. (wul/ono)

Pos terkait