Malang, SERU.co.id – Wali Kota Malang mengapresiasi keberadaan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Malang, sebagai mitra kolaborasi pendidikan antara guru dan Pemkot Malang. Wali Kota juga mendukung Konferensi PGRI Kota Malang 2025, sekaligus Pemilihan Ketua Pengurus PGRI Kota Malang periode 2025-2030. Tema ‘Revitalisasi & Konsolidasi Organisasi Menuju PGRI yang Kuat serta Mandiri’ selaras mewujudkan Ngalam Pintar.
Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat menyampaikan, apa yang diupayakan PGRI Kota Malang sejalan salah satu Dasa Bakti unggulan, yaitu Ngalam Pintar. Dimana visi misi Ngalam Pintar merupakan perwujudan identitas Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, sekaligus tanggung jawab besar menuju Indonesia Emas 2045.
“Kami memberikan arahan dan memohon kepada guru terkait kinerjanya yang akan menentukan kualitas siswa menuju Indonesia Emas 2045. Sebab kualitas sumber daya manusia merupakan tanggung jawab utama guru dalam Ngalam Pintar menuju Indonesia Emas 2045, sekaligus kompetensi dari PGRI,” seru Wahyu Hidayat, di SMK PGRI 3 Kota Malang, Sabtu (21/6/2025).
Terkait Konferensi PGRI Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan, keselarasan program PGRI dapat menjadikan sinergisitas dengan arah kebijakan Pemkot Malang. Peran guru sangatlah strategis, PGRI tidak hanya sebagai kumpulan pengajar, tetapi sebagai penggerak perubahan dan terbentuknya karakter bangsa. Sebab transformasi pendidikan bukan hanya soal kurikulum, tetapi juga soal mindset, inovasi dan keberanian.
“Untuk berubah, guru harus menjadi pribadi pembelajar adaptif terhadap teknologi serta mampu menjawab kebutuhan transformasi. Bagaimana kita bisa mendidik, membimbing, mengarahkan dan membina siswa-siswi untuk masa depan bangsa dan negara. Sehingga guru layak berada di tempat terhormat sebagai pahlawan yang telah mencurahkan pikiran dan tenaga menciptakan SDM berkualitas,” apreasiasi politisi Partai Gerindra ini.
Menurutnya, masa depan bangsa ditentukan oleh kualitas guru hari ini, maka perjuangan guru bukan hanya hari ini, tetapi untuk masa depan yang akan diwariskan. Terlebih generasi z dan Alfa saat ini tidak lagi membaca buku cetak, melainkan lebih akrab dengan materi digital dan perangkat teknologi.
“Untuk itu, dibutuhkan kehadiran para guru di era digital yang dapat mengemban berbagai peran. Baik sebagai agen perubahan baru, konsultan pembelajaran, fasilitator hingga kemampuan multitasking lainnya. Semua kebutuhan tersebut dapat terpenuhi ketika para guru dapat saling mengisi, salah satunya melalui wadah PGRI ini,” tegasnya, didampingi beberapa Kepala Disdikbud, Kepala Diskominfo, camat dan lurah setempat.
Dengan peran PGRI ini, kini para Guru Tidak Tetap (GTT) maupun Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Kota Malang sebagian besar masuk PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Dimana sebagian besar PPPK didominasi oleh para guru. Hal ini bentuk dukungan pemerintah kepada dunia pendidikan, dalam hal ini kesejahteraan guru telah diperhatikan.
“Di Kota Malang, insyaAllah kesejahteraan guru sudah terjamin, salah satunya melalui peran PGRI bersama Dinas Pendidikan serta Pemkot Malang. Kemarin saat saya mengukuhkan teman-teman dan penyerahan SK P3K, itu paling banyak memang guru. InsyaAllah tahun ini akan tercukupi dan semua berharap menjadi P3K,” terang orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini.
Secara terpisah, Ketua PGRI Kota Malang, Anthon Henawanto SPd MPd mengatakan, pihaknya mengajak seluruh guru dan tenaga kependidikan di wilayah Dindik Kota Malang. Serta KCD Malang dan Kemenag Kota Malang untuk tidak hanya hadir secara fisik. Tetapi juga hadir dengan kepedulian, gagasan dan tekad untuk memperkuat perjuangan bersama.
“Karena PGRI bukan hanya organisasi, PGRI adalah rumah perjuangan kita semua, maka mari bersatu bangun solidaritas. Wujudkan PGRI Kota Malang yang kuat, mandiri dan berdaya juang tinggi,” ajak Anthon.
Menurutnya, konferensi PGRI Kota Malang adalah napas perjuangan dan tidak boleh lengah dalam memperjuangkan masa depan profesi guru. PGRI harus berdiri tegak sebagai organisasi yang kuat secara struktural, mandiri secara finansial, dan kokoh secara ideologis.
“Inilah saatnya PGRI tampil sebagai organisasi yang tidak hanya dibutuhkan, tetapi dicintai oleh anggotanya,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris PGRI Provinsi Jatim, M Lukman Hakim ST MT mengatakan, Konferensi PGRI Kota Malang ini sebagai momentum refleksi dan penyesuaian kebijakan pendidikan Pemkot Malang. Meski ada batasan level SD-SMP dan SMA/SMK di Pemda dan Pemprov, namun dibawah PGRI semua anggota memiliki tanggung jawab yang sama di bidang pendidikan.
“Penguatan deep learning menjadi konsentrasi kita bersama saat ini, seperti apa yang disampaikan oleh Wakil Kota Malang terkait tranformasi pendidikan dan teknologi. Sehingga peran PGRI memperkuat Kota Malang sebagai Kota Pendidikan harus cukup besar melalui peningkatan kompetensi guru,” terang Lukman, sapaan Kepala SMK PGRI 3 Kota Malang, sekaligus tuan rumah konferensi.
Evaluasi periode sebelumnya, lanjut Lukman, penguatan program kompetensi guru kurang terserap dengan baik, seperti webinar AI, coding dan lainnya. Masih ada mindset bahwa kompetensi tersebut hanya untuk kalangan pengurus saja, padahal semua anggota berhak meningkatkan kompetensi.
“PGRI Kota Malang telah melakukan perubahan lebih baik dan positif, seperti Tukin kepala sekolah, GTT masuk P3K, TPP guru dan lainnya. Itu merupakan peran dan perjuangan Pak Anthon dan para pengurus PGRI Kota Malang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,” ucap Wakil Ketua II PGRI Kota Malang ini.
Harapannya, hasil konferensi dan pengurus baru PGRI Kota Malang periode 2025-2030 membawa perubahan lebih baik dan mengakomodir evaluasi program yang ada. Seperti gedung PGRI Kota Malang sebagai pusat kolaborasi bersama, dan program lainnya.
Sebagai informasi, PGRI Kota Malang menegaskan komitmennya sebagai organisasi yang tidak hanya hadir dalam seremonial. Tetapi tetap hadir nyata dalam revitalisasi dan konsolidasi organisasi, di antaranya:
- Memberi perlindungan dan pendampingan kepada guru dan tenaga kependidikan yang menghadapi persoalan hukum dan social melalui LKBH PGRI Kota Malang baik kepada personal GTK ataupun Lembaga Dikdasmen di Kot Malang.
- Menyiapkan armada ambulans PGRI Kota Malang sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kesehatan dan kondisi darurat semua anggota.
- Menggalang solidaritas sosial, membantu sesama guru dan tendik yang sedang mengalami musibah maupun kesulitan ekonomi.
- Menguatkan profesionalisme Guru melalui SLCC Kota Malang dengan program-program penguatan pengembangan bersama untuk mendukung Kurikulum Merdeka dan Deep Learning dengan berbasis 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yaitu: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
- Aktif berkolaborasi dengan Pemkot Malang dalam berbagai program pendidikan, sosial, hingga pengembangan profesionalisme guru.
(rhd)