Kota Malang, SERU.co.id – Pasca meraih penghargaan TOP 99 Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2019, inovasi Brexit (Braille E Ticket and Extraordinary Access for Visual Disabilities) Puskesmas Janti Dinkes Kota Malang, mendapat visite dari Tim Kementerian PAN RB RI, untuk divalidasi dalam penjaringan TOP 45.
Nampak ikut secara aktif dalam tahapan visitasi dan validasi, Profesor Siti Zuhro (peneliti LIPI) dan Indah Suksmaningsih (YLKI) serta 2 (dua) anggota Tim Kemen PAN RB. Setelah diterima oleh Walikota Sutiaji, Tim bergerak secara bersamaan ke Puskesmas Janti, Sabtu (10/8/2019). Serius meneliti sarana dan prasarana pendukung layanan disabilitas, serta tools inovasi Brexit, Prof Zuhro dan Tim aktif berkomunikasi dengan pasien disabilitas selaku user Brexit dan juga dengan kru Puskesmas Janti.
“Saat paparan oleh Walikota dulu (12/7/2019), kami perhatikan koq sederhana banget. Tapi ternyata setelah hari ini kami lihat secara langsung, bukan sederhananya inovasi itu yang membuat nilai lebih dari Brexit. Tapi mampu menghantarkan kemandirian kelompok disabilitas, itu yang menjadi poin lebih. Dan itu nampak mulai dari datang, mendaftar, mengambil resep hingga pulang mereka mandiri,” jelas Siti Zuhro, disela sela kunjungan.
Menurut Siti Zuhro, keunikan ini belum ada di daerah lain, bahkan belum tereplikasi. “Artinya ada kesinambungan dan dapat diterapkan. Justru akan jadi pertanyaan, bila inovasi tersebut ternyata hanya bisa (berlaku) di daerah itu saja. Ini poin lebih Brexit,” tambah alumni Universitas Jember ini.
Sementara, Walikota Malang Sutiaji mengatakan inovasi Brexit memberikan langkah terobosan kemudahan pelayanan kepada kelompok disabilitas tuna netra. “Ada lebih 150 saudara saudara kita tuna netra yang menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Janti. Selama ini, mereka selalu dipandu pendamping untuk berkomunikasi dengan petugas,” jelas Sutiaji.
Kini, dengan Brexit, lanjut Sutiaji, saudara tuna netra bisa secara mandiri dari masuk puskesmas, mendaftarkan untuk pemeriksaan, hingga pengambilan obat hingga membaca tutorial resep obat. “Pada setiap counter layanan juga telah disediakan media bantu komunikasi braille,” tambah Sutiaji, kepada Tim Validasi Top 45 Sinovik 2019.
Ditambahkan pria nomor satu di Kota Malang ini, Brexit merupakan wujud komitmen Kota Malang atas layanan yang tidak disparitas, tidak diskriminatif dan wujud komitmen kuat keberpihakan kepada kelompok kelompok minoritas pada khususnya kaum disabilitas.
Sementara itu, Inovator Brexit, Fira, sekaligus tenaga fungsional farmasi pada Puskesmas Janti, menginformasikan kota Bandung dan beberapa daerah lain pernah mereplikasi, ketika Puskesmas Janti dikunjungi daerah daerah lain untuk studi tiru. “Inovasi ini kita kembangkan sejak tahun 2017,” tutur Fira.
Kemudahan layanan dari Brexit, menurut Kepala Puskesmas Janti, Endang Listyowati, menjadikan kunjungan warga tuna netra semakin tinggi. “Bukan semata berobat, tapi juga menggambarkan kesadaran hidup sehat juga bergerak selaras dengan kehadiran Brexit,” terang Endang.
Nampak ikut mendampingi kunjungan Tim Validasi, selain Walikota, diantaranya Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji, Sekkota Wasto, Asisten Administrasi Umum Nuzul Nurcahyo, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Pranoto, Kabag Organisasi Dwi Rahayu, Kabag Humas Widianto beserta tim Organisasi dan Humas kota Malang. (rhd)