Malang, SERU.co.id – BPS Kota Malang menyatakan, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Kota Malang pada April 2025 mencapai 47,05 persen. Terjadi kenaikan sebesar 20,07 poin dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 26,98 persen, diyakini terus melonjak dengan program 1.000 event.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin mengungkapkan, kenaikan terjadi, karena pada bulan April banyak sekali momen-momen penting dan cuti bersama. Selain itu, banyaknya event-event juga berpengaruh terhadap tingkat hunian hotel.
“Banyak sekali momen-momen di Kota Malang, seperti cuti bersama Idulfitri dan peringatan Jumat Agung. Kemudian beberapa event juga digelar di Kota Malang,” seru Umar, saat memaparkan rilis perkembangan pariwisata Kota Malang tahun 2025, di gedung NCC, Senin (2/6/2025).
Meskipun di awal tahun terjadi penurunan jumlah TPK hotel, hal tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan TPK hotel di Jawa Timur yang mencapai 34,47 persen. Serta lebih tinggi dibandingkan TPK hotel nasional yang hanya sebesar 29,83 persen.
“Kita tahu bahwa saat ini ada efisiensi anggaran pemerintah dan sebagainya. Hal ini menjadikan TPK hotel di Kota Malang sedikit rendah di bulan Februari dan Maret,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Umar mengatakan, data kunjungan ke tempat wisata memang belum tersedia. Namun, pendekatan pariwisata saat ini diukur dari tingkat hunian kamar hotel, baik hotel bintang maupun hotel non bintang.
Jika dibedakan berdasarkan klasifikasi hotel, TPK hotel bintang di Kota Malang pada April 2025 mencapai 55,67 persen. Umar menyebutkan, jumlah tersebut 5,86 poin lebih tinggi dibandingkan TPK hotel bintang di Jawa Timur yang mencapai 49,81 persen. Kemudian 8,69 poin lebih tinggi dibandingkan TPK hotel bintang Indonesia yang mencapai 46,98 persen.
“Sedangkan TPK hotel nonbintang di Kota Malang pada April 2025 mencapai 34,43 persen, 11,35 poin lebih tinggi dibandingkan TPK hotel non bintang Jawa Timur yang mencapai 23,08 persen. Kemudian 8,68 poin lebih tinggi dibandingkan TPK hotel non bintang Indonesia yang mencapai 25,75 persen,” bebernya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menuturkan, meskipun ada efisiensi, ia akan terus mendorong program 1.000 event. Ia optimis, hal tersebut turut menggenjot perekonomian Kota Malang.
“Saya kan punya program 1.000 event yang nantinya akan mengobati kekecewaan yang mungkin terkait dengan efisiensi. 1.000 event ini akan menarik wisatawan untuk datang ke Kota Malang yang efeknya nanti ke kuliner dan ke penginapan,” ujarnya.
Wahyu memaparkan, rata-rata pengunjung Kota Malang selama dua hari. Hal ini menjadi bukti bahwa Kota Malang tidak hanya sekadar didatangi, namun juga menjadi destinasi yang dinikmati pengunjung.
“Kita akan promosikan wisata, agar mereka menikmati pariwisata Kota Malang. Tidak hanya wisata saja, tapi juga meningkatkan daya beli kuliner-kuliner Kota Malang,” jelasnya.
Alumni ITN itu optimis, akan ada lonjakan pendatang pada bulan Juni sampai Juli 2025. Pasalnya, Kota Malang akan menjadi tuan rumah Porprov IX Jawa Timur 2025.
“Saya optimis dibulan depan akan ada lonjakan sekitar 10.000 sampai 20.000 pendatang. Adanya Porprov IX Jatim 2025 ini bisa mendorong roda perputaran ekonomi kita,” pungkasnya. (bas/rhd)