Batu, SERU.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Batu kini masih mengalami kekurangan tenaga kesehatan (Nakes) dan dokter. Dari kebutuhan sebanyak 35 dokter yang ditugaskan di Puskemas baru ada 15 orang dokter, sehingga masih kurang 20 orang. Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Kota Batu, Aditya Prasaja dalam sebuah kegiatan Rakor Mitra Media Dinkes. Acara ini berlangsung di Ruang Rapat BinaPraja, Kompleks Rumah Dinas Wali Kota Batu, Kamis (27/3/2025) malam.
Acara dihadiri oleh Kepala Dinkes Kota Batu, Aditya Prasaja, Sekretaris dan para Kepala Bidang di lingkungan Dinkes Batu. Dari sekian banyak program yang dipaparkan dalam acara tersebut, terkuak sebuah permasalahan tentang kurangnya tenaga kesehatan (Nakes) terutama dokter.
“Dokter yang kita miliki se-kota Batu di Puskesmas baru ada 15 orang dan masih kurang 20 dokter. Tidak sampai separuh dokter kita ini” seru Aditya sapaannya.
Aditya menjelaskan, selain dokter, tenaga perawat yang dimiliki Dinkes Batu hanya sebanyak 69 orang. Untuk mencapai angka ideal, setidaknya dibutuhkan lagi 50 perawat. Sedangkan untuk bidan, idealnya masih dibutuhkan lagi sebanyak 30 orang lagi, karena Dinkes hanya punya 48 bidan se-Kota Batu.
“Ini salah satu isu yang harus segera dicarikan solusinya terkait dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah juga Nakes iti sendiri,” ujar Aditya.
Aditya Prasaja menjelaskan, jumlah nakes seperti yang telah disebutkan, tentu saja jauh dari kata mencukupi. Puskesmas Batu sendiri, hanya memiliki tiga dokter umum untuk sekitar 50 ribuan penduduk. Sementara Puskesmas Bumiaji juga hanya memiliki 4 dokter. Sedangkan total warga Batu saat ini sudah mencapai sekitar 200 ribu lebih.
“Kami bersama Wali Kota Batu sudah mencanangkan satu desa satu dokter. Dan itu kewajiban kami Dinas Kesehatan Kota Batu untuk mencarikan solusi agar bisa terpenuhi termasuk tenaga medis yang lainnya,” imbuhnya
Aditya juga menambahkan, bila setidaknya program 1 desa 1 dokter bisa terwujud, maka bisa dibayangkan bagaimana warga akan lebih terjamin kesehatannya. Termasuk bila jumlah nakes lainnya (bidan/ perawat) dan nutrisionis juga ikut ditambah.
“Kita sekarang punya 7 nutrisionis, salah aatunya guna mengawal stunting ini. Tadinya ada 8 tapi baru meninggal 1 orang. Ini aaja masih kurang 10, karena ada rasio 1 orang nutrisionis untuk merawat sekian Balita, ” tutupnya. (dik/ono)