Lebanon, SERU.co.id – Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, resmi melepaskan jabatannya, Senin (10/8/2020). Hassan mengambil keputusan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban, atas ledakan yang terjadi di Beirut dan kemarahan rakyat Lebanon.
Rakyat Lebanon melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut dilakukannya perombakan di Lebanon. Mereka menuding adanya kelalaian pemerintah dan korupsi selama puluhan tahun, menjadi penyebab terjadinya ledakan di pelabuhan Beirut.
“Kami mengacu pada masyarakat. Pada tuntutan mereka agar ada yang bertanggung jawab dan dimintai pertanggungjawaban, atas bencana yang telah berlangsung selama tujuh tahun ini. Pada keinginan mereka untuk perubahan nyata. Dari pemerintahan yang korupsi dan kedengkian, perantara dan pencurian, menjadi negara dengan penegakan hukum, keadilan, dan transparansi, ke negara yang menghormati rakyatnya,” seru Diab.
“Di hadapan kenyataan ini, kami mundur selangkah, untuk berdiri bersama rakyat, berjuang untuk perubahan bersama mereka. Kami ingin keselamatan nasional, yang dibantu oleh masyarakat Lebanon. Jadi hari ini, saya menyatakan pengunduran diri dari pemerintahan ini,” lanjut Diab.
Selain Hassan Diab, lima menteri dan sembilan anggota parlemen juga ikut mengundurkan diri. Menteri yang mengundurkan diri adalah Menteri Luar Negeri Nassif Hitti, Menteri Informasi Manal Abdel Samad, Menteri Lingkungan Damianos Kattar, Menteri Kehakiman Marie-Claude Najm, dan Menteri Keuangan Ghazi Wazni.
Pengunduran diri Diab dan empat menteri lainnya ini tak menghentikan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh warga Lebanon.
Dikutip dari Associated Press, salah satu demonstran mengatakan, pengunduran diri Hassan dan pejabat lainnya tidak cukup. Mereka menginginkan pertanggungjawaban atas keadaan negara Lebanon selama 30 tahun terakhir yang tak stabil.
“Pengunduran diri pemerintah tak cukup bagi kami. Kami ingin orang-orang yang bertanggung jawab atas ledakan dan segala sesuatu yang telah terjadi sejak 30 tahun yang lalu sampai sekarang dimintai pertanggungjawaban. Saat itulah kami akan puas,” teriak salah satu demonstran.
Ledakan yang terjadi di sebuah gudang di Beirut, Selasa (4/8/2020) lalu, dipicu oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan bertahun-tahun tanpa pengamanan. Ledakan ini makin memperparah kondisi Lebanon yang sedang berjuang akibat krisis ekonomi berkepanjangan. Rakyat Lebanon makin sengsara dengan mata uang mereka yang kolaps dan adanya pandemi Covid-19. (hma/rhd)