Malang, SERU.co.id – Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) memperkenalkan teknologi 3D printing untuk mendukung operasi patah tulang. Inovasi ini meningkatkan akurasi visualisasi tulang, mengurangi durasi operasi, dan menekan risiko infeksi. Teknologi ini diharapkan, dapat memberikan hasil operasi yang lebih optimal bagi pasien.
Spesialis ortopedi FK UB, dr. Dommy Pradana Putra menjelaskan, pentingnya 3D printing dalam operasi patah tulang. Menurutnya, teknologi ini memungkinkan simulasi manuver operasi sebelum tindakan dimulai. Selain itu, akurasi tinggi model 3D membantu mengurangi risiko kesalahan saat operasi berlangsung.
“Dengan 3D printing, file dari CT scan dapat diubah menjadi model tulang yang presisi. Kami dapat mengukur ukuran plat sebelum operasi, sehingga waktu operasi lebih singkat dan risiko infeksi berkurang,” seru dr Dommy, Senin (20/1/2025).
dr Dommy mengungkapkan, proses pembuatan model tulang 3D membutuhkan waktu sekitar 24 hingga 36 jam. Lama waktu pembuatan tergantung pada kompleksitas tulang yang akan dicetak.
“Sebagai contoh, untuk tulang pelvis yang kompleks, prosesnya membutuhkan waktu hingga satu setengah hari,” jelasnya.
Teknologi 3D printing ini telah digunakan pada beberapa pasien dan memberikan hasil yang memuaskan. dr. Dommy menyebutkan, inovasi ini membantu meminimalisir kerusakan jaringan lunak di sekitar patahan tulang. Dengan demikian, pasien dapat mengalami lebih sedikit nyeri pascaoperasi dan proses rehabilitasi menjadi lebih cepat.
“Kami berharap inovasi ini dapat masuk dalam cakupan BPJS, agar lebih banyak pasien yang merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Baca juga: Dies Natalis ke-51 FKUB Dorong Inovasi untuk Masyarakat
Menanggapi hal itu, Dekan FK UB, Prof. Dr. dr. Wisnu Barlianto menegaskan, inovasi ini merupakan langkah penting bagi FK UB. Menurutnya, fakultas berkomitmen menghadirkan teknologi yang dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
“Kami ingin memastikan inovasi ini dapat diimplementasikan dalam sistem layanan kesehatan,” katanya.
Menurut Prof. Wisnu, pentingnya inovasi seperti 3D printing ini untuk mendukung pelayanan kesehatan yang lebih baik. Simulasi operasi dengan model 3D membantu dokter mempersiapkan langkah-langkah yang presisi sebelum prosedur.
Baca juga: Pria Diduga Bunuh Diri di RSUB Malang, Polisi Olah TKP
“Kami ingin inovasi ini dapat diimplementasikan secara luas untuk membantu masyarakat,” katanya.
Prof. Wisnu juga menyampaikan, inovasi ini sejalan dengan visi FK UB sebagai institusi yang berkontribusi langsung pada masyarakat. Model 3D printing ini menjadi salah satu langkah konkret FK UB dalam mendukung layanan medis yang efisien dan efektif. Ia berharap, teknologi ini dapat diakses oleh lebih banyak fasilitas kesehatan di masa depan. (ska/rhd)