Pj Gubernur Jatim dan Bupati Ngawi Lepas Kepulangan Bayi Kembar Siam dari RSUD Dr. Soetomo

Pj. Gubernur Jatim dan Bupati Ngawi saat di wawancarai awak media. (sby2) - Pj Gubernur Jatim dan Bupati Ngawi Lepas Kepulangan Bayi Kembar Siam dari RSUD Dr. Soetomo
Pj. Gubernur Jatim dan Bupati Ngawi saat di wawancarai awak media. (sby2)

Surabaya, SERU.co.id – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono, bersama Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono dan Direktur RSUD Dr. Soetomo Prof. Dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa. Melepas kepulangan bayi kembar siam asal Ngawi bernama Azizah Syafa dan Azzahrah Syafa, dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Senin (13/1/2025).

Azizah Syafa dan Azzahrah Syafa kini sudah berusia delapan bulan dan berhasil menjalani operasi pemisahan dengan tingkat kesulitan tinggi. Usai operasi pemisahan hingga Rp3 miliar, kini perawatan pasca operasi keduanya dinyatakan sudah selesai dan dikembalikan kepada orang tuanya. Nantinya akan dikontrol oleh rumah sakit di Ngawi.

Bacaan Lainnya

Pj. Gubernur Jatim, Adhy Karyono mengatakan, rasa bangga dan apresiasi kepada RSUD Dr. Soetomo. Dimana kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai rumah sakit rujukan nasional untuk kasus kembar siam.

“RSUD Dr. Soetomo terus konsisten memberikan pelayanan terbaik untuk operasi pemisahan kembar siam. Sejak 1975, rumah sakit ini telah menangani 131 pasien. Azizah dan Azzahra ini adalah bayi ke-126 dan alhamdulillah berhasil,” seru Adhy, kepada awak media, Senin (13/1/2025).

Pj. Gubernur Jatim, Adhy karyono mengatakan, persoalan paling utama yaitu pembiayaan operasi yang mencapai Rp3 miliar. Berkat kerja sama antara Pemprov Jatim, Bank Jatim melalui dana CSR, dan Pemerintah Kabupaten Ngawi. Seluruh biaya operasi dan perawatan selama 3,5 bulan berhasil ditanggung sepenuhnya.

“Skema pembiayaan seperti ini menjadi contoh bagi provinsi lain. Kami akan terus berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Jawa Timur, meskipun tidak tercover BPJS,” tegasnya.

Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono mengatakan,  bersyukur atas keberhasilan operasi tersebut. Pihaknya mengapresiasi sinergi antara Pemprov Jatim, RSUD Dr. Soetomo, dan Bank Jatim Kabupaten Ngawi. Dimana pembiayaan operasi dapat dicover melalui dana CSR.

“Kami alihkan CSR Bank Jatim dari kegiatan pembangunan infrastruktur di Ngawi untuk menyelamatkan Azizah dan Azzahrah. Ini adalah bagian dari pembangunan sumber daya manusia yang tidak kalah penting,” kata Ony.

Kedua bayi kembar siam ini adalah anak pertama dari pasangan driver ojek online dan buruh pabrik asal Ngawi. Pihaknya berharap, Azizah dan Azzahrah bisa tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang sholehah.

“Saya sendiri sudah melihat langsung bahwa kondisi mereka stabil dan ceria. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk masa depan mereka, bisa tumbuh seperti lainnya normal. Dan bisa berkontribusi untuk pembangunan,” tutup Ony.

Sebagai informasi, bayi kembar siam Azizah Syafa Arabella dan Azzahra Syifa Adelia lahir dengan kondisi dempet pada panggul (pygopagus). RSUD Dr. Soetomo Surabaya berhasil memisahkan keduanya setelah proses 18 jam penuh tantangan.

Direktur RSUD Dr. Soetomo, Prof Cita Rosita Sigit Prakoeswa mengatakan, kasus ini merupakan salah satu operasi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Operasi dilakukan pada tanggal 4 November 2024, dimulai pukul 08.20 pagi dan selesai pada pukul 02.30 dini hari keesokan harinya. 

Proses ini membutuhkan waktu hingga 18 jam 10 menit. Dengan melibatkan 126 tenaga medis lintas disiplin, termasuk ahli bedah anak, ortopedi, neonatologi, dan anestesiologi.

“Dempetannya melibatkan panggul, tulang belakang, dan saraf vital, yang membuat proses perpecahan harus dilakukan dengan perencanaan yang sangat matang,” ucap Prof. Cita Rosita kepada awak media SERU.co.id, Senin (13/1/2025).

Keadaan kedua bayi pasca operasi harus melakukan perawatan intensif selama tiga bulan di ruang NICU. Azizah menjalani tiga operasi tambahan untuk memperbaiki luka bekas separasi, sedangkan Azzahra menjalani dua operasi. Saat ini, luka keduanya terus membaik, dan mereka dinyatakan aman untuk rawat jalan.

Prof Cita mengatakan, keduanya akan terus dipantau, terutama pertumbuhan fisik dan fungsi organ. Sehingga pihaknya siap memberikan konsultasi kapanpun bila diperlukan.

“Sejak tahun 1975, RSUD Dr. Soetomo telah menangani 126 kasus kembar siam dengan 5 operasi yang masih menunggu. Keberhasilan ini menegaskan reputasi rumah sakit ini sebagai pusat rujukan nasional, terutama wilayah Indonesia bagian timur. Dengan peralatan canggih dan tenaga medis berpengalaman, RSUD Dr. Soetomo terus menjadi harapan bagi kasus-kasus medis kompleks seperti ini,” ungkap Prof Cita Rosita. (sby2/rhd)

Pos terkait