Melalui Musrenbang Tematik, Dinsos P3AP2KB Tampung Masukan Maksimalkan Kota Malang Inklusif

Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, menjelaskan kepada awak media. (ws12) - Melalui Musrenbang Tematik, Dinsos P3AP2KB Tampung Masukan Maksimalkan Kota Malang Inklusif
Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, menjelaskan kepada awak media. (ws12)

Malang, SERU.co.id – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang menggali masukan melalui musrenbang tematik Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026. Dengan menampung banyak masukan penting terkait layanan untuk disabilitas, anak, dan lansia, sehingga mampu memaksimalkan Kota Malang Inklusif. Seperti fasilitas umum ramah disabilitas di beberapa tempat dan keterlibatan dalam pemerintahan.

Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito menjelaskan, dalam Musrenbang tersebut melibatkan institusi terkait dan kelompok masyarakat, seperti disabilitas, anak, dan lansia. Melalui Musrenbang, usulan-usulan dari berbagai kelompok ini dapat membantu mewujudkan Kota Malang sebagai kota yang lebih inklusif.

Bacaan Lainnya

“Harapannya, apa yang sudah diusulkan oleh rekan-rekan disabilitas, lansia, dan anak nanti bisa mendukung Kota Malang menjadi kota inklusi,” seru Donny, sapaannya saat ditanya awak media SERU.co.id, Senin (16/12/2024).

Menurut Donny, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah keberadaan fasilitas umum yang ramah disabilitas, lansia, dan anak. Hal ini menjadi bagian penting dari upaya mewujudkan kota yang inklusif bagi seluruh warganya.

“Misalnya, fasilitas di kantor-kantor pelayanan umum harusnya menjadi bahan bagi kita. Kantor-kantor di pemkot atau kementerian yang ada di perwakilan Kota Malang perlu lebih ramah disabilitas, lansia, dan anak,” terangnya.

Terkait dengan fasilitas yang ada, Donny menjelaskan, Kota Malang sudah memenuhi beberapa indikator yang ditetapkan kementerian terkait. Namun, ia juga menyadari, beberapa fasilitas perlu perbaikan untuk memenuhi kebutuhan kelompok-kelompok tersebut, terutama di taman kota dan kantor pelayanan publik.

“Kalau sesuai dengan indikator yang diberikan oleh kementerian, posisi kita baik,” ujarnya.

Donny mengungkapkan, beberapa taman kota yang semula ramah disabilitas kini mengalami kerusakan. Ia juga menyoroti, fasilitas dasar yang perlu dipenuhi, seperti lampu taman dan fasilitas lainnya yang mendukung kenyamanan para penggunanya.

“Taman-taman kota ramah disabilitas itu kan berarti layak diperuntukkan bagi disabilitas, lansia, anak yang bermain di sana. Mereka harus dipastikan aman dan nyaman,” jelasnya.

Selain itu, Donny menyampaikan, perlunya mendiskusikan lebih lanjut perbaikan fasilitas publik, agar lebih mendukung kebutuhan disabilitas, lansia, dan anak. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua warga Kota Malang.

“Fasilitas di perkantoran juga perlu diperhatikan. Lampu-lampu dan fasilitas yang mulai rusak perlu diperbaiki,” tuturnya.

Donny juga menyoroti, rendahnya partisipasi penyandang disabilitas dalam pemerintahan. Ia menyebutkan, meskipun ada beberapa peluang, namun jumlah penyandang disabilitas yang terlibat dalam pemerintahan masih sangat terbatas.

“Kalau disabilitas, secara keseluruhan kami kurang. Tapi kalau misalnya di kami, dari 50 TPOK, kita ada 3 orang,” ungkapnya.

Ia berharap, ke depan, lebih banyak kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk berkontribusi dalam pembangunan, terutama di sektor pemerintahan. Hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam memperjuangkan kesetaraan dan inklusivitas bagi semua warga.

“Harapannya, mereka bisa lebih banyak terlibat dalam pembangunan Kota Malang,” tutup Donny.
(ws12/rhd)

disclaimer

Pos terkait