Jember, SERU.co.id – Calon Wakil Bupati nomor urut 1 Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun) memberikan apresiasi atas aksi yang dilakukan oleh Masyarakat Bela Kiai saat melakukan aksi protes terhadap Panitia Khusus (Pansus) Pilkada DPRD Jember.
Dalam wawancara eksklusif yang dilakukan di Pondok Pesantren As-Siddiqi Putera (Ashtra), Kelurahan Jember Kidul, Kaliwates, Gus Firjaun mengatakan, siapapun masyarakat yang mendengar bahwa junjungannya atau gurunya diperlakukan atau direpresentasikan seperti G30S/PKI akan memberikan reaksi.
“Siapa saja itu kalau ada yang mengalami hal yang seperti ini (disamakan dengan PKI) itu pasti akan bereaksi, apalagi santri. Saya tidak pernah menyuruh dan tidak melarang mereka yang mau mengekspresikan perasaannya, termasuk gerakan dari Masyarakat Bela Kiai kemarin,” seru Gus Firjaun, Jum’at (15/10/2024).
“Mereka yang memiliki hubungan dan keterkaitan batin dengan saya, baik itu sebagai simpatisan, sebagai sahabat, atau bahkan menganggap saya sebagai guru, walaupun saya tidak merasa jadi guru, apalagi menjadi kiai pasti mereka memiliki tanggapan yang berbeda-beda,” sambungnya.
Gus Firjaun mengungkapkan, dia tidak bisa menghalang-halangi atau membatasi pergerakan siapapun termasuk aksi protes Masyarakat Bela Kiai, karena menurutnya itu adalah inisiatif dari massa itu sendiri.
“Kami tidak bisa menghalang-halangi mereka untuk melakukan ekspresi. Saya tidak memerintahkan dan juga saya tidak melarang. Ya sudah saya menghormati pilihan pendukung. Terima kasih saya apresiasi dan memberikan mereka kebebasan,” bebernya.
“Bahkan ketika ada orang yang kemudian ingin Golput sekalipun ya monggo. Kalau panjenengan mau ikut bareng dengan saya, saya alhamdulillah terima kasih,” imbuhnya.
Bahkan, kata Gus Firjaun melanjutkan, dirinya sampai merasa terenyuh dan terharu ketika melihat ada orang yang tak terima gurunya diperlakukan seperti itu.
“Saya itu sampai terenyuh, ada yang kemudian menyebutkan yang mendidik saya ini sebagai kiai saya, mendidik saya dari kecil, itu yang membuat saya terenyuh,” jelasnya.
Selain itu, menanggapi soal pernyataan Calon Bupati nomor urut 2 Gus Fawait yang menyebut G30S/PKI dalam orasi publik, Gus Firjaun tak ingin membalas hal tersebut dan memilih santai.
“Saya nggak tahu siapa yang membuat narasi atau tulisan macam-macam itu. Tapi bagi mereka yang kemudian punya niat tidak baik, dengan berbagai macam cara, saya hanya berharap mudah-mudahan hatinya dibuka,” tegasnya.
“Saya nggak ingin membalas, cukuplah mereka menyadari bahwa perbuatan jelek itu pasti akan berdampak kepada mereka sendiri, kepada pelaku sendiri. Jangan berubah zalim, karena kezaliman itu merupakan kegelapan besok di hari akhir,” tambah Gus Firjaun.
Sebelumnya, kelompok massa yang mengatasnamakan Masyarakat Bela Kiai melakukan aksi protes pada tim Pansus Pilkada DPRD Jember. Mereka meminta agar Pansus segera memanggil Gus Fawait untuk mengklarifikasi soal perkataannya yang menyebut G30S/PKI saat sedang orasi.
“Kami selaku masyarakat bela kiai menyampaikan hak pendapat kepada Pansus Pilkada DPRD Kabupaten Jember. Intinya kami menginginkan Pilkada di 27 November ini benar-benar bisa berjalan dengan baik, damai, aman, tentram dan terkendali,” kata Koordinator Masyarakat Bela Kiai, Harianto pada wartawan, Kamis (14/11/2024).
“Dengan isu-isu yang berkembang baik di media sosial, media cetak maupun media elektronik dan media-media yang lain soal ujaran PKI, kita tidak terima. Kami sebagai warga Jember menginginkan apa yang kami sampaikan tadi, menginginkan Pansus Pilkada ini juga bisa proaktif dan bisa berjalan sesuai dengan tugasnya, menjadikan Pansus ini benar-benar bisa ditauladani oleh seluruh lapisan masyarakat,” sambungnya.
Ucapan PKI yang dilontarkan Gus Fawait, lanjut Hari, dinilai telah mencederai harkat dan martabat para santri sekaligus ulama. Yang mana dalam hal ini, Calon Wakil Bupati nomor urut 1 Gus Firjaun juga direpresentasikan sebagai PKI.
“Karena Gus Firjaun yang menjadi calon wakil bupati dengan nomor urut 1, ini bahasa di luar sana menjadi seakan-akan dianggap PKI, seakan-akan dianggap Fir’aun. Nah ini kita tidak terima. Jadi itu yang kami sampaikan kepada pihak Pansus DPRD Kabupaten Jember,” tegas Hari.
“Kita menginginkan Pilkada ini benar-benar bisa menjadikan Pilkada yang baik, melahirkan pemimpin yang baik, bukan melalui ujaran kebencian, bukan melalui ujaran hinaan, fitnah, dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kata Hari, dirinya juga akan segera melaporkan tindakan Gus Fawait itu ke pihak kepolisian.
“Setelah ini kita langsung ke Polres Jember untuk melaporkan, biar nanti secara hukum pihak yang berwajib menindaklanjuti, dengan proses hukumnya. Bagi kami itu kalau menyebut keluarga itu bukan persoalan. Kalau memang secara kekeluargaan Gus Birbik menyampaikan keponakannya dari Gus Firjaun bagi kami tidak ada persoalan,” tandasnya. (amb/mzm)