Bojonegoro, SERU.co.id – Para pelaku usaha batik di Kabupaten Bojonegoro memanfaatkan ajang Batik Fashion Fair (BFF) 2024 di Surabaya sebagai kesempatan untuk memamerkan karya-karya unggulannya. Berlangsung di Grand City Mall Surabaya, event bergengsi ini menampilkan berbagai motif batik khas Bojonegoro, termasuk batik godong jati yang menjadi salah satu primadona pengunjung.
Batik Jonegoroan, yang terkenal dengan kekayaan desain dan motifnya, turut meramaikan pameran ini dengan menghadirkan produk-produk batik terkini, mulai dari motif tradisional hingga modern. Salah satu motif yang banyak diminati adalah batik godong jati, yang menggambarkan daun jati besar sebagai simbol pohon jati yang tumbuh subur di Kabupaten Bojonegoro.
Selain memiliki nilai historis, motif ini juga selaras dengan perkembangan industri kerajinan kayu jati di daerah tersebut, dan bahkan sudah dikenal di mancanegara.
Pada kesempatan tersebut, Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Kabupaten Bojonegoro, Dian Adiyanti, mengungkapkan bahwa BFF merupakan strategi untuk memperluas pasar produk UMKM Bojonegoro.
“Alhamdulillah, pengalaman dan jejaring para perajin semakin luas, dan batik Bojonegoro semakin dikenal,” ujarnya, Rabu (13/11/2024).
Dian juga menambahkan bahwa pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus memberikan dukungan bagi para pengrajin untuk terus berkembang. Ia berharap partisipasi dalam BFF dapat membawa manfaat besar bagi kesejahteraan para pengrajin.
Baca juga: UMKM Bojonegoro Ikut Meriahkan Jatim Emas Exhibition Fair 2024 di Surabaya
Salah satu perajin batik Jonegoroan, Seto Utoro, pemilik brand Batik’e Seto (BeSt), turut memamerkan karya-karya terbaiknya, termasuk batik painting dan ecoprint.
“Selain batik, kami juga membawa produk kerajinan lainnya, seperti barang-barang berbahan kayu, produk makanan khas Bojonegoro, dan berbagai produk handmade lainnya,” kata Seto.
Menurut Seto, koleksi batik yang dibawa dalam pameran ini diklasifikasikan berdasarkan motif, teknik pengerjaan, dan jenis pewarnaannya. “Kami membawa batik dengan pewarnaan alami, seperti dari daun Ketapang, kayu secang, dan kayu mahoni,” tambahnya.
Selain itu, Seto juga memperkenalkan batik semi tulis dengan berbagai motif, seperti thengul, tembakau, mliwis, dan rosela. “Bojonegoro memiliki lebih dari 20 motif ikonik, yang tidak hanya diminati oleh masyarakat Bojonegoro, tetapi juga oleh masyarakat luar daerah,” katanya.
Motif godong jati, yang menggambarkan daun jati besar, menjadi salah satu motif yang paling diminati oleh konsumen. Motif ini tidak hanya mencerminkan kekayaan alam Kabupaten Bojonegoro, tetapi juga simbol dari perkembangan sentra kerajinan kayu jati di daerah tersebut. “Motif ini sangat populer, dan menjadi salah satu yang paling banyak dicari oleh pengunjung,” ujar Seto.
Selain motif, teknik pengerjaan batik Jonegoroan juga turut menjadi daya tarik. Terdapat berbagai teknik, mulai dari batik cap, semi tulis, hingga batik tulis penuh. “Batik kami dikenal memiliki kualitas yang sangat baik, dengan harga yang kompetitif,” ujar Seto.
Seto dan para perajin batik lainnya mengungkapkan rasa terima kasih kepada Pemkab Bojonegoro yang telah mengikutsertakan mereka dalam pameran BFF 2024. “Kami sangat berterima kasih atas fasilitas yang diberikan. Ini merupakan kesempatan emas untuk mempromosikan dan memasarkan produk kami ke masyarakat yang lebih luas,” katanya.
Selain batik, pameran ini juga diikuti oleh para pengrajin produk olahan kayu dari Bojonegoro, salah satunya Freditia Musthafa dari brand “Raga Jati”. Ia turut membawa koleksi perabotan rumah tangga berbahan kayu jati, seperti homedecor, kitchenware, dan souvenir.
“Produk jati Bojonegoro memiliki ciri khas pada model, finishing, dan harga yang bersaing,” kata Freditia.
Freditia menambahkan, produk jati Bojonegoro telah dikenal luas di berbagai kota di Jawa Timur, bahkan hingga luar Jawa. “Produk yang paling banyak dicari adalah kitchenware, seperti piring, gelas, dan sendok. Bahkan beberapa produk sudah memasuki pasar ekspor ke Korea, Jepang, dan India,” ujarnya.
Batik Fashion Fair 2024 berlangsung selama lima hari, dari Rabu (13/11/2024) hingga Minggu (17/11/2024), dengan mengusung tema “Multikultural Fashion”. Event ini diikuti oleh 122 peserta dengan 122 stand pameran, yang menampilkan kerajinan dan produk fashion terbaik dari berbagai daerah. (*/ono)