Batu, SERU.co.id – Pasca ditangkapnya 12 orang diduga pelaku kegiatan pesta seks tukar pasangan di Kota Batu, membuat Ketua DPC IHSA (Indonesia Home Stay Association) Kota Batu buka suara. Kejadian yang viral di media tersebut membuat DPC IHSA Batu mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Batu membuat regulasi.
Ketua Indonesia Home Stay Association (IHSA) DPC Batu sekaligus Ketua DPD IHSA Jatim, Natalina mengatakan, kejadian yang viral di media sangat membuatnya terenyuh. Sebagai Ketua organisasi, ia berkeinginan untuk membuat sebuah regulasi agar kejadian yang mencoreng Kota Batu itu tidak terulang lagi.
“Entah itu berupa perwali atau SOP atau apapun yang sifatnya agar mereka (pemilik/pengelola) Home Stay di Batu tidak liar atau tidak terarah dalam pengelolaan Home Stay, ” serunya.
Nathalina menegaskan, IHSA tidak pernah menghalangi siapapun yang ingin berusaha untuk membuat Home Stay. Namun seharusnya pemilik atau pengelola penginapan rumah /home atay bisa mengerti dan memahami tentang pengelolaan home stay yang benar dan aman. Sehingga home stay tidak sampai digunakan sebagai tempat untuk hal-hal yang tidak benar, seperti kasus yang baru diungkap Polda Jatim beberapa hari lalu itu.
“Jadi tidak semerta-merta mereka (pemilik home stay) asal buka dan asal dapat duit, tetapi tidak ada sesuatu yang membanggakan buat kita, ” ungkapnya.
Nathalina menjelaskan, sesuai dengan konsep homestay, maka pemilik rumah biasanya juga ada di tempat itu, namun akan pindah ke ruang lain apabila rumahnya dibooking oleh tamu. Pemilik rumah juga masih bisa berintetaksi untuk mengenalkan budaya Kota Batu. Dengan rinteraksi dengan keluarga baru ini, tentunya tamu bisa menikmati sesuatu yang berbeda.
“Kalau di hotel itu, misal sudah “check out” ya sudah selesai, tapi kalau di homestay kita berharap ini menjadi silaturahmi yang bagus antara pemilik rumah dengan tamu-tamu yang datang, ” imbuhnya.
Ia berharap Pemkot Batu dapat mengeluarkan regulasi tentang perijinan Home Stay meskipun tidak harus selengkap perijinan layaknya usaha perhotelan. Ia juga berharap ada SOP yang dikeluarkan Pemkot Batu yang tujuannya adalah untuk menyemakan Visi dan Misi. Termasuk juga untuk menyetarakan standar pelayanan.
“Jadi saya berharap juga dari Pemerintah Kota Batu dapat mensupport kita dengan pembinaan SDM, memberikan legalitas yang benar juga memberikan pengarahan yang sifatnya, ayo kita orang pariwisata sama-sama memberi pelayanan yang bagus, “imbuhnya.
Berdasarkan keterangan yang didapat IHSA, kasus pesta seks bertukar pasangan yang terjadi di Kota Batu itu, tanpa sepengetahuan si pemilik rumah. Pemilik rumah yang berada di luar Kota, hanya sebatas menyerahkan pengelolaan dan perawatan rumah tersebut kepada pihak kedua.
“Di Batu ini cenderung banyak rumah yang disewakan ke pihak lain, sementara pemilik rumah tidak berada di Batu. Yang ada di Batu biasanya hanya petugas pengamanan di perumahan tersebut, atau ada orang lain yang menjaga atau sekedar diberi tanggungjawab membersihkan rumah, ” tutupnya. (dik/ono)