RSUD Kanjuruhan Lakukan Operasi Bibir Sumbing Gratis Kepada 14 Orang

Pembukaan acara operasi bibir sumbing di RSUD Kabupaten Malang. (ist) - RSUD Kanjuruhan Lakukan Operasi Bibir Sumbing Gratis Kepada 14 Orang
Pembukaan acara operasi bibir sumbing di RSUD Kabupaten Malang. (ist)

Malang, SERU.co.id – RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kanjuruhan Kabupaten Malang melaksanakan operasi bibir sumbing untuk 14 masyarakat Kabupaten Malang secara gratis. Dalam pelaksanaan kegiatan sosial ini, RSUD Kanjuruhan berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Malang (UB), Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya dan Yayasan Indonesia Smile.

Plt Direktur RSUD Kanjuruhan, Bobi Prabowo membeberkan, pelaksanaan ini adalah kegiatan kedua pihaknya dengan menggandeng beberapa pihak untuk melaksanakan operasi bibir sumbing itu secara gratis.

Bacaan Lainnya

“Yang saat ini ada 14 yang kita operasi. Ada yang bayi, Balita, anak remaja dan dewasa. Nanti tidak usah dikumpulkan dalam jumlah banyak karena sudah IKS (Ikatan Kerja Sama),” seru Boby, saat dikonfirmasi, Jumat (20/9/2024).

Dirinya menerangkan, pelaksanaan sebelumnya pihaknya mengumpulkan terlebih dahulu masyarakat yang hendak mengikuti program tersebut. Namun dalam kesempatan ini, setiap ada masyarakat yang hendak menjalankan operasi bibir sumbing secara gratis ini langsung dilaksanakan operasi.

“Jadi kita lebih aktif lagi jemput bola. Kalau dulu kita kumpulkan ini yang kami harapkan simbiosis mutualisme,” bebernya.

Bobi menerangkan, di negara Indonesia yang mengalami bobor di angka 0.24 persen. Sedangkan khusus di Malang mencapai 24 persen per 1000 orang atau sekitar 648 jiwa.

“Berarti ini fenomena gunung es yang kita tidak tahu karena tersebar. Mudah-mudahan bisa dilakukan pendekatan menurunkan angka prevalensi dengan lingkup kewilayahan,” ungkapnya.

Dikatakan Bobi, petani adalah profesi yang berpotensi mengalami kelainan bibir sumbing, hal tersebut tejadi karena penggunaan pestisida pada tanaman yang tidak menggunakan alat pelindung. Seperti masker dan sarung tangan, sehingga berpotensi terjadi menyebabkan mutasi sel kepada manusia.

“Penelitian tahun 2017-2019, angka yang paling tinggi itu ada pada petani. Kemudian wiraswasta. Kenapa? Karena petani itu dulu suka menggunakan pestisida. Nah itu menumpuk di dalam kulit karena tidak menggunakan sarung tangan, sehingga menyebabkan mutasi sel kepada manusia. Dan mutasi inilah menyumbang angka bibir sumbing,” tuturnya.

Selain petani, Bobi juga menyebut wiraswasta juga berpotensi mengalami kelainan yang memiliki nama medis labioskizis tersebut.

“(Wiraswasta) ada yang berhasil (sukses sugih) ada yang tidak. Maka disitu nutrisinya khususnya asam folat (konsumsi asam folat) turun. Sehingga nutrisi yang turun juga menyebabkan bibir sumbing,” imbuhnya.

Tapi tidak menutup kemungkinan, pola hidup tidak sehat dan faktor keturunan menjadi penyebab utama terjadinya pemutasian gen itu.

“Resiko lain selain diatas adalah, rokok, alkohol, juga menyebabkan bibir sumbing. kalau dilihat Ortunya itu sumbing, nanti menurunkan ke anaknya bisa 40 persen. Itu kan mutasi gen, mutasi sel, jadi misalkan dia kadung palatosisis nanti bisa seperti itu,” terangnya. (wul/mzm)

disclaimer

Pos terkait